Tidak mudah bagi Aqila untuk mendapatkan kesempatan ini. Aqila membuktikan berkat kerja keras dan tekad yang kuat ia bisa menggapai impiannya.

Sejak awal Aqila telah merencanakan untuk mengikuti program IISMA ini, segala bentuk persiapan ia lakukan, seperti berpartisipasi aktif dalam berbagai organisasi internal dan eksternal kampus, seperti AIESEC dan English Club di tingkat fakultas maupun universitas.

Setelah dua kali gagal dalam seleksi IISMA Reguler dan IISMA Co-Fund, Aqila akhirnya mencoba IISMA-E dengan persiapan yang lebih matang, termasuk dalam pemilihan universitas dan penyusunan esai, serta business plan.

Menurut Aqila, kunci utama untuk lolos IISMA-E adalah rasa ingin tahu yang tinggi dan ketekunan dalam mencari informasi.

“Kalau benar-benar ingin mengikuti program ini, seringlah mengakses website dan media sosial resmi IISMA. Jangan takut gagal, karena kegagalan bukan berarti akhir dari segalanya, melainkan bagian dari proses belajar,” ujarnya.

Selama menempuh studi di Curtin University, banyak perbedaan yang dirasakan Aqila, mulai dari metode pembelajaran berbasis proyek, hingga fasilitas akademik yang sangat memadai, termasuk akses gratis ke berbagai jurnal internasional dan kesempatan mengikuti kuliah bisnis dari pengusaha sukses di Australia.

Selain itu, Aqila juga berkesempatan berdiskusi dengan Noongar People, salah satu suku Aborigin di Australia. Interaksi ini menjadi pengalaman berharga baginya sebagai mahasiswa Hubungan Internasional (HI), karena membuka wawasan lebih luas mengenai budaya asli Australia dan diplomasi budaya.

Ia juga sempat bertemu dengan dosen dari School of Humanities di Curtin, yang semakin memotivasinya untuk melanjutkan studi S-2 di luar negeri.

Disisi lain, berkuliah di luar negeri tidaklah mudah, terutama dalam hal penyesuaian bahasa dan aksen para dosen. Meskipun memiliki skor English Proficiency Test (EPT) yang memadai, ia tetap mengalami sedikit kesulitan dalam memahami pelafalan aksen. Selain itu, kondisi cuaca yang tidak menentu juga menjadi tantangan tersendiri bagi Aqila.

Setelah mengikuti IISMA-E, banyak sekali peluang relasi yang didapatkan Aqila. Pengalaman studi di Australia juga membuat ia semakin sadar akan pentingnya menjaga lingkungan, kesehatan, serta peran bahasa internasional dalam membuka peluang lebih luas.

Aqila berharap kisahnya dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa Unila lainnya untuk terus berusaha dan mengejar mimpi, termasuk dalam meraih pengalaman belajar di luar negeri.

“Ambil setiap kesempatan, jangan ragu pada diri sendiri. Seperti yang dikatakan Taylor Swift, ‘Everything you lose is a step you take.’ Kegagalan bukan akhir, melainkan bagian dari perjalanan. Jika ingin sesuatu, kejar dengan serius dan selalu berdoa,” pungkasnya. (red)

Tinggalkan Balasan