(pelitaekspres.com) -LAMPURA- Limbah organik banyak dihasilkan oleh kegiatan rumah tangga, yang mana limbah tersebut hanya dibuang dan memberikan dampak yang buruk bagi lingkungan serta dapat mencemari lingkungan. Hal inilah yang membuat Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Univeritas Lampung (Unila) menyelanggarakan program kerja praktik pembuatan eco enzyme.

Kegiatan ini digagas oleh kelompok KKN Unila Desa Kembang Tanjung 2 yang beranggotakan Dimas Permadi, Sofyan Alif Rivaldo Pasaribu, Chairul Qumarazul Zaman, Natalia Patricia, Marsya Alifiah, Elza Desma Aulia, dan Desti Aziza, dengan Dosen Pembimbing Lapangan, dr. Rasmi Zakiah Oktarlina, M.Farm.

Mahasiswa KKN Unila tersebut melaksanakan sosialisasi terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan praktik pembuatan eco enzyme. Eco enzyme merupakan cairan hasil fermentasi limbah organik, seperti kulit buah dan sayuran, dengan gula dan air dalam jangka waktu tertentu (biasanya 3 bulan).

Praktik pembuatan eco enzyme ini dilaksanakan di Dusun Bumi Nunyai, Desa Kembang Tanjung, Kecamatan Abung Selatan, Kabupaten Lampung Utara pada Jum’at, 24 Januari 2025. Kegiatan ini mendapatkan dukungan dan sambutan baik dari Kepala Dusun, dan melibatkan ibu-ibu rumah tangga sebagai sasaran utama dari program kerja ini.

“Kegiatan ini memberikan dampak positif, juga memberikan kebermanfaatan bagi lingkungan sekitar, mengurangi limbah organik, dan limbah organik yang biasanya dibuang bisa dimanfaatkan menjadi produk atau sesuatu yang bernilai guna tinggi,” ujar Supriyadi, Kepala Dusun Bumi Nunyai.

Pembuatan eco enzyme ini sangatlah mudah dan bahan-bahannya tersedia di lingkungan sekitar. Bahan-bahan  dari pembuatan eco enzyme ini sendiri adalah gula merah, limbah organik (kulit buah atau sayuran), dan air dengan perbandingan 1:3:10. Apabila menggunakan campuran sampah organik kulit buah dan sayuran, baiknya dengan perbandingan 80:20.

Penanggung jawab dari program kerja ini, Dimas menjelaskan terkait tahapan yang dilakukan dalam pembuatan eco enzyme. Tahapan pertama yaitu melarutkan gula merah dalam air pada wadah, kemudian dimasukkan kulit buah dan diaduk sampai merata. Setelah itu, ditutup rapat wadahnya, dan dilakukan fermentasi selama 3 bulan. Dibuka wadah setiap hari selama 2 minggu (1-14 hari) untuk mengeluarkan gas. Setelah itu, ditutup rapat dan tidak dibuka lagi sampai 3 bulan ke depan.

“Eco enzyme ini memiliki warna coklat tua atau coklat kekuningan, dan tidak memiliki masa kadaluarsa. Semakin lama fermentasinya, semakin baik kandungan dari eco enzyme tersebut. Eco enzyme ini memiliki banyak sekali kegunaan bagi kehidupan sehari-hari,” ungkap Dimas.

Eco enzyme ini memilki banyak kegunaan, seperti menjadi pembersih alami yang ramah lingkungan, pupuk organik, disinfektan organik, serta bahan pengurai limbah. Dengan mengubah sampah menjadi produk yang bermanfaat, eco enzyme membantu mengurangi pencemaran lingkungan, serta meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap daur ulang limbah organik.(Red)

Tinggalkan Balasan