(pelitaekspres.com) –PALEMBANG- Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) H. Herman Deru menghadiri secara langsung pelantikan pengurus Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Sumsel periode 2025–2030 yang digelar di Hotel Beston, Jalan Jenderal Sudirman, Palembang. Acara tersebut mengusung tema besar “Sinergitas Membangun Pariwisata Sumsel Berdaya Saing Global”.
Pelantikan ini menjadi momen penting dalam upaya menyelaraskan langkah seluruh pelaku industri pariwisata Sumsel agar mampu bersaing tidak hanya di tingkat nasional, namun juga menembus pasar internasional.
Ketua ASITA Sumsel, Feby Yoland Effendy, SIP, MSi, menyampaikan komitmennya untuk membawa Sumatera Selatan menuju panggung pariwisata dunia. Visi tersebut, menurut Feby, hanya akan tercapai jika dimulai dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang bergerak di sektor pariwisata.
“Kami memulai dengan membenahi dan meningkatkan kapasitas para pelaku wisata, khususnya di biro perjalanan, agar mampu mengikuti perkembangan global, menguasai skill terbaru, serta membangun jejaring internasional,” ungkap Feby.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa tugas utama ASITA tidak hanya berkutat pada pengelolaan wisatawan lokal, tetapi justru menitikberatkan pada strategi mendatangkan wisatawan mancanegara ke Sumsel. Arahan dari Gubernur untuk tidak hanya fokus kepada pergerakan wisatawan keluar dari Sumsel, tetapi juga bagaimana menarik minat wisatawan dari luar ke Palembang dan daerah sekitarnya, menjadi perhatian utama organisasi.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), tren pariwisata di Sumsel menunjukkan peningkatan signifikan sejak 2023 hingga 2025, baik dari sisi kunjungan keluar maupun masuk. Namun, Feby menggarisbawahi bahwa peningkatan kuantitas belum tentu sejalan dengan kualitas.
“Tren memang naik, terutama di sektor perjalanan bisnis (MICE), wisata religi, hingga wisata kuliner. Tapi tantangan ke depan adalah bagaimana kita mengemas Sumsel sebagai destinasi pariwisata kelas dunia. Kita harus berani memperkenalkan Sumsel ke mata dunia, bukan hanya kepada wisatawan domestik,” katanya.
Saat ini, ASITA Sumsel membawahi sekitar 110 biro perjalanan wisata aktif yang tersebar di berbagai daerah. Organisasi ini siap menjadi garda depan dalam mewujudkan transformasi pariwisata Sumsel agar lebih atraktif dan kompetitif di tingkat internasional.
Salah satu strategi inovatif yang dicanangkan ASITA Sumsel adalah menggabungkan sektor pariwisata dengan layanan kesehatan. Feby menjelaskan bahwa pihaknya tengah menjajaki kerja sama tidak hanya dengan rumah sakit lokal, tetapi juga belajar dari sistem manajemen rumah sakit di luar negeri.
“Ini bagian dari medical tourism. Kita ingin memperkenalkan bahwa Sumsel punya infrastruktur kesehatan yang bisa dibanggakan. Bukan tidak mungkin ke depan, orang datang ke Palembang bukan hanya untuk berwisata, tapi juga untuk mendapatkan layanan kesehatan berkualitas,” paparnya.
Dalam sambutannya, Gubernur Sumsel memberikan pesan tegas sekaligus membakar semangat para pengurus baru ASITA Sumsel. Ia menekankan bahwa organisasi ini harus aktif bergerak dan tidak larut dalam kenyamanan posisi saat ini.
“Sebagai organisasi besar, jangan sampai mengalami star syndrome. Juga jangan autopilot, karena kita harus tetap berjuang. Kita berbeda dengan daerah yang secara alami memiliki keindahan alam yang langsung bisa dijual. Sumsel harus kreatif, harus membangun daya tariknya sendiri,” ujar Gubernur.
Gubernur juga menyinggung pentingnya pendekatan story selling—teknik pemasaran yang mengedepankan kekuatan cerita. Menurutnya, banyak potensi di Palembang dan Sumsel yang belum dieksplorasi secara maksimal, dan narasi yang kuat mampu menggugah rasa penasaran wisatawan.
“Coba kita lihat lebih dalam lagi potensi yang kita miliki. Buat kisah yang menarik, bangun narasi yang bisa membuat orang penasaran, dan pada akhirnya, mereka ingin datang dan melihat langsung keindahan dan keunikan Sumsel,” tegasnya.
Sumsel memiliki kekayaan budaya, sejarah, dan kuliner yang luar biasa. Namun, tantangan yang dihadapi adalah bagaimana mengubah potensi tersebut menjadi daya tarik wisata kelas dunia. Diperlukan inovasi, sinergi lintas sektor, serta komitmen bersama untuk memoles Sumsel menjadi destinasi yang tidak hanya dikunjungi, tapi juga dirindukan oleh wisatawan.
ASITA Sumsel di bawah kepemimpinan Feby Yoland siap melangkah ke arah itu. Dengan semangat kolaborasi dan peningkatan kualitas, organisasi ini berharap bisa menjadikan Sumatera Selatan sebagai bintang baru di peta pariwisata internasional.
” Travel agent yg tergabung di Asita bersinergi dengan stakeholder lainnya seperti hotel,Bus pariwisata,UMKM dll siap meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan untuk datang ke SumSel
ASITA Bangga untuk sumsel,” pungkasnya. (dkd)