(pelitaekspres.com) -BOJONEGORO – Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dibawa komando Bupati perempuan pertama Hj Anna Mu’awanah terus membangun, tidak hanya infrastruktur jalan poros Kabupaten dan Kecamatan saja, melainkan jalan poros Desa pun diperbaikinya, hal itu demi mempermudah akses transportasi masyarakat sehingga membuka keterisolasian, menghidupkan roda perekonomian, pemerataan pembangunan guna meningkatkan kesejahteraan.

Salah satu akses jalan yang tengah dikerjakan saat ini adalah jalan poros Desa Tumbrasanom, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro dengan Aspal Hotmix. Proyek pembangunan jalan tersebut di biayai dari Bantuan Keuangan Khusus Desa (BKKD) yang bersumber dari APBD tahun anggaran 2021.

Juminto S.M. Kepala Desa Tumbrasanom menjelaskan, saat ini Pemerintah Desa dengan memanfaatkan Bantuan Keuangan Khusus Desa (BKKD) dari Pemerintah Kabupaten Bojonegoro tahun anggaran 2021 telah merampungkan seratus persen kegiatan pengaspalan jalan poros Desa tahap I (pertama) dan II (kedua) dengan total panjang keseluruhan 1.300 meter, lebar 4 meter, tebal 10 Cm.

“Dengan pembangunan infrastruktur jalan poros di Desa ini secara keseluruhan telah mendatangkan manfaat yang sangat besar bagi masyarakat, terbukti dengan berbagai kegiatan pembangunan di Desa bisa menunjang perekonomian warga,” ucapnya, Rabu (28/09/2022).

Kades mengatakan, lokasi pembagunan jalan poros Desa ini meliputi dua Dusun yaitu Wringinanom dan Tumbras, selain akses untuk penghubung ke Desa Mlideg, jalan tersebut juga dilewati untuk anak anak pergi ke sekolah.

“Di jalan ini terdapat empat sekolahan yaitu SD, SMP PGRI Tumbrasanom, SMA Negeri 1 Kedungadem serta SLBN (Sekolah Luar Biasa Negeri) Tumbrasanom sampai tingkat SMA, dengan diperbaikinya jalan ini akan membuat aktivitas para pelajar lebih nyaman,” tuturnya.

Ia memaparkan, untuk pengerjaan jalan tersebut melibatkan dari unsur masyarakat setempat, karena ini adalah program prioritas Desa, selain menjadi akses penghubung antar Desa dan ke sekolahan, ini adalah jalan utama menuju persawahan warga, dengan harapan bisa meningkatkan perekonomian para petani.

“Ini satu satunya jalan Poros Desa serta akses menuju kesawah dan warga Desa sini rata rata petani. Saat ini petani Desa Tumbrasanom masih konvensional, harapan saya beberapa tahun yang akan datang beralih ke mekanisasi, maka dari itu kita persiapkan infrastrukturnya dari dini,” ungkapnya.

Setiap satu bulan sekali secara rutin lanjut Kades, Pemdes dan masyarakat selalu berkumpul di Balai Desa untuk bermusyawarah, karena itu bisa mengurangi permasalahan permasalahan yang ada di Desa. Ia ingin bersama sama membangun Desa, bergotong royong menjaga, merawat, melestarikan, serta rasa memiliki lingkungan, karena yang hebat dan luar biasa adalah sebuah kebersamaan. Kades menambahkan dengan jargon TumbraSmart berharap masyarakat Tumbrasanom bisa hidup dengan  nyaman – aman – sejahtera, sehingga bisa mewujudkan masyarakat yang mandiri dan punya daya saing di era modern, serta dilandasi dengan pendidikan yang memadai.

“Untuk Pemerintah Kabupaten Bojonegoro saya berharap BKKD di Desa Tumbrasanom tidak putus pada tahun ini saja, kami berharap ke depan tetap bisa mendapatkan bantuan tersebut. Karena Pemdes Tumbrasanom juga ada program program prioritas yang lain, seperti perbaikan lapangan olahraga, sebab di Kecamatan Kedungadem sendiri cuma lapangan Desa Tumbrasanom saja yang bisa dipakai kegiatan secara maksimal,” pungkas Kepala Desa Tumbrasanom.

Sumiati warga Dusun Wringinanom Rt 1 Rw 1 Desa Tumbrasanom mengaku senang dan bersyukur dengan diperbaikinya jalan yang ada dilingkungannya. Perempuan paruh baya penjual kopi tersebut bercerita, sebelum jalan diperbaiki sering ada anak kecil yang jatuh karena jalannya rusak.

“Alhamdulillah jalannya sudah mulus, anak anak pun lebih aman untuk aktivitas, sekarang kalau mau belanja ke pasar Kedungadem jadi lebih nyaman,” ungkapnya,

Selain Sumiati, hal yang sama juga dirasakan Panito seorang petani warga setempat, ia mengatakan, dengan diperbaiki jalan yang ada di Desanya bisa mengirit ongkos angkut hasil pertanian.

“Dulu sebelum jalannya diperbaiki, ongkos angkut padi dari sawah kerumah itu 30 ribu, saat ini cuma 15 sampai 20 ribu, jadi lebih irit,” katanya.(Sgn)