(pelitaekspres.com)-JAKARTA-Akhir – akhir ini isu PKI kembali muncul dan viral di media sosial. Beberapa sumber dari medsos, atribut atau lambang PKI beredar di beberapa tempat, bahkan ada yang memperjual belikannya secara online (Baju).
Hal tersebut di ungkapkan Fahmi Hakiem Ketua Umum Brigade Komando Merah Putih LIRA juga Sekjend Rumah Relawan Nusantara The Presiden Center Pro Jokowi- Amin melalui telpon seluler Sabtu (30/5)
Secara organisasi PKI dilarang dan sudah di bubarkan sesuai Ketetapan MPRS Nomor XXV/MPRS/1966 Tahun 1966. Yang perlu kita pahami, bahwa PKI bukan hanya sekedar organisasi politik, tetapi sebuah Ideologi (Marxisme) yang berafiliasi kiri, Komunis/Sosialis.
2018 saya pernah menulis, bahwa Paham Komunis di Indonesia akan sulit bangkit kembali, meskipun keturunan dan anak – anak tokoh PKI masih ada yang hidup sampai hari ini.
Selain tak mendapat dukungan negara, Organisasi ini juga sudah terlarang dan nyaris tidak ada yang mendukungnya.
Untuk muncul kembali dalam bentuk yang sama seperti saat ORLA dan ORBA nyaris mustahil.
Pasca Perang Dunia II, Paham Komunis perlahan ditinggalkan oleh penganutnya, seperti UNI SOVIET yang lebur dan berubah menjadi negara bernama RUSIA.
Soviet menjadi salah satu kiblat para tokoh Komunis Indonesia saat itu untuk belajar bagaimana sistem bernegara ala Komunis/Sosialis. Paham Komunis memang menjadi salah satu Primadona saat Perang Dunia II, apalagi negara – negara yang anti Amerika, seperti Rusia, China, Vietnam dan Kuba.
Seiring berjalannya waktu, Paham ini mulai di tinggalkan oleh beberapa negara penganutnya, meskipun tak secara utuh melepas Paham itu, tetapi tak lagi Murni sebagai negara yang murni beraliran Komunis. Rusia, China, Vietnam dan Kuba, memang kita kenal sebagai negara Komunis sampai hari ini, tetapi Faham itu telah bercampur dengan Faham – Faham lain, seperti Faham Kapitalisme.
Mengapa bisa seperti itu, sebab perang dengan genjatan senjata seperti perang Dunia II, telah berubah menjadi Perang Dagang, Industri dan teknologi, yang mau tidak mau hubungan bilateral antara negara – negara dunia harus terjaling. Globalisasi pasar bebas dunia.
Inilah salah satu alasan mengapa Paham Komunis tidak relevan, tidak laku lagi di gunakan di era Milenium seperti ini, termasuk di Indonesia.
China sebagai negara Komunis terbesar di Asia, toh buktinya juga menjaling kerja sama bisnis dengan Amerika Serikat, bahkan Indonesia yang anti Komunis.
Sekarang China menjelama menjadi negara Komunis berpaham Kapitalis dengan presiden seumur hidupnya Xin Jinping yang sudah menguasai hampir setengah perdagangan dunia.
Jika saya ditanya apakah saya takut dengan bahaya laten PKI? Jawaban saya tidak.
Saya lebih takut dengan Paham atau Ideologi lain, seperti Khilafa yang memecah bela persatuan bangsa, anti intoleren di negara yang Plural seperti Indonesia.
Saya lebih takut dengan Dogma dan Ideologi Terorisme (Radikalisme) yang menghalalkan darah orang lain yang ajaran – ajarannya menyesatkan dan merusak masa depan anak bangsa.
Saya lebih takut dengan Paham Kapitalis yang bisa merubah watak para pejabat kita dan menjadikan jabatannya sebagai ladang bisnis (KKN).
Saya lebih takut Paham Liberalisme yang bisa mempengaruhi watak para generasi muda Indonesia untuk berprilaku semaunya atas dasar kebebesan tanpa batas, melanggar adab dan budaya ketimuran kita alias kebarat – baratan.
Dan yang paling menakutkan dari PKI adalah HOAX. (*)