(pelitaekspres.com)- JAKARTA- Kawasan Kota Tua pinangsia taman sari akan semakin sulit menjadi destinasi wisata bertaraf internasional. Penyebabnya yang hingga saat ini belum dapat diatasi adalah keberadaan pedagang kaki lima (PKL) yang membuat kawasan itu kumuh. Masalah ini tidak hanya sekarang, tapi sudah menahun. Penataan PKL yang terkesan gagal berdampak buruk ke seluruh aspek infrastruktur pendukung di kawasan tersebut.
Dari pantauan Media, meski sudah berkali-kali ditertibkan, namun keberadaan PKL di Kota Tua terus menjamur. PKL tak hanya menempati area Taman Fatahillah. Tapi, seluruh ruang kosong yang ada di seantero Kota Tua, termasuk trotoar jalan. Seperti di Jl pinangsia Kali Besar Timur, Jl Kunir, serta di seluruh pintu masuk taman yang dulu dikenal sebagai kluster pedagang resmi. Imbasnya wajah Kota Tua makin semrawut dan arus lalu lintas di kawasan itu menjadi tersendat.
“Kawasan Kota Tua makin semrawut dan kumuh karena banyaknya PKL yang berjualan. Harusnya ditata dengan rapi sehingga lebih tertib,” ujar Sumiyati (34), wisatawan Kota Tua asal Nganjuk, kamis (27/2).
Maraknya Para PKL itu selain melanggar Perda No 8 Tahun 2007, tentang Ketertiban Umum juga membuat kemacetan dan kumuh, PKL di jalan pinangdia taman sari jakarta barat Pantauan di lapangan para PKL yang ada di jalan tersebut rata-rata menjual makanan dan minuman ringan. “para pedagang yang jelas sangat mengganggu ketertiban umum dan keindahan kota. Selain itu juga sering menimbulkan kemacetan lalu lintas. Warga minta Bapak Gubernur DKI Pramono Anung dan jajarannya walikota barat Camat Lurah Satpol pp untuk menertibkan pedagang kaki lima yang ada di wilayah kota tua Jakarta barat menjadi ungu dan semrawut membuat kemacetan (SW)
