(pelitaekspres.com) -PAPUA BIAK –Kata mendiang almarhum Tom Wospakrik kepada Guru-guru Sending ketika pada suatu pertemuan bersama “sudah kamu tinggal di situ saja karena Kami Pengurus YPK dan PSW tidak bangun rumah untuk kalian”, demikian tutur Ibu Erna Rumadas, salah satu anak almarhum Guru D. Rumadas tenaga Guru YPK erah Sending sampai Jaman Sinode saat ini, ucapnya pada Minggu 08/01/23.
Menurutnya bahwa ada kesan terjadi pembiaran dari Klasis Biak Selatan, dan Badan Pengurus YPK di pusat (Jayapura). Kami setengah mati, orang tua kami tidak di hargai, sementara lokasi dan bangunan yang ada ini memiliki nilai sejarah secara religius dan tinggi nilainya. kami anak-anak lahir dan bertumbuh besar hingga sekolah di lingkungan YPK sehingga banyak kenangan hidup disini, urainya.
“kami sangat prihatin dan merasa di lecehkan, tutur Erna bahwa kami para keluarga yang keluar tinggalkan lokasi rumah YPK ini adalah Keluarga Jhon Dirayo, keluarga A. Rumabar, Keluarga F. D. Rumadas, Keluarga Y. Latuharihari, dan Keluarga Y. Kubiari, ini Guru-guru Zending yang hidup dan tinggal di rumah YPK dari zaman itu sampai sekarang”.

Hal yang aneh bahwa Tanah Zending milik YPK tetapi di Intervensi oleh Pemerintah saat ini, sebenarnya baik juga hanya tidak pernah Pengurus YPK dan Pemerintah mengumpulkan kami dan berbicara secara terbuka, terkait pembongkaran rumah kami di tanah YPK ini.
Sungguh ironis sekali, karena ada Ibu-ibu Janda yang adalah Nyora-Nyora dari Guru Zending juga. Kami mengamati rumah-rumah YPK ini sudah 50 tahun lamanya, saya juga diberitahu bahwa para anak-anak jebolan YPK Biak saat itu juga marah terhadap hal yang di lakukan ini,
Hal yang sama disampaikan oleh salah satu alumi YPK, Piet Hein Korwa selaku Manawir Korwa mengatakan bahwa ini pelecehan dan tidak ada penghargaan bagi para Guru Zending, tuturnya.
Dirinya berpesan bahwa “Sinode GKI tolong selesaikan Persoalan ini, harap menghargai jasa-jasa tenaga Zending, karena mereka membuka Tabir kegelapan dalam Dunia Pendidikan dari Buta ke Terang”, tutur alumni jebolan YPK 1992 ini.
“kami alumni akan bersikap karena ini mantan-mantan Guru yang mempunyai nama harum yang telah mendidik kami hingga mengerti Dunia ini”.
Barang-barang yang berhamburan saja begitu, sementara alat berat hancurkan perumahan -perumahan yang bernilai religius itu, pungkasnya.
Oh, Negeri hitam tanah Papua khususnya Tanah Karang Panas Biak, di Atas tanah YPK ini, mengapa anak-anak Guru dan keluarganya di biarkan begitu”, tandas menutup keterangannya. (rls bw/Zack).