(pelitaekspres.com) –AMBAIDIRU- Di balik hijaunya lereng pegunungan Muman, suara derasnya Kali Burui Tatui kini menyisakan kekhawatiran mendalam bagi warga. Hujan deras yang mengguyur selama beberapa hari terakhir menyebabkan luapan sungai yang menghantam badan jalan Tatui–Mambo Ambaidiru, hingga nyaris terputus.
Jalan itu bukan sekadar jalur biasa. Ia satu-satunya akses yang menghubungkan masyarakat Tatui dengan lima kampung di pegunungan Muman — jalur kehidupan, jalur sekolah, dan jalur ekonomi. Kini, warga harus ekstra hati-hati menyeberang, meniti pinggiran jalan yang sudah mulai runtuh, dengan harapan tidak jatuh ke dalam derasnya arus.
Pada Selasa, 3 Juni 2025, Ketua DPRK Kepulauan Yapen, Ebson Sembai, bersama Wakil Bupati Kepulauan Yapen, Roi Palunga, meninjau langsung lokasi kerusakan. Mereka menyusuri jalan rusak itu, mendengarkan keluh kesah warga, dan mencermati kondisi sungai yang kini berubah ganas.
“Ini aspirasi masyarakat yang sangat mendesak. Saya sudah lihat sendiri, jalan ini memang butuh perhatian segera. ,” ujar Ebson, dengan nada prihatin.
Ia menegaskan bahwa DPRK bersama pemerintah daerah akan bekerja sama untuk mencari solusi cepat dan jangka panjang. Jalan ini, menurutnya, adalah nadi utama masyarakat pegunungan.
Wakil Bupati Roi Palunga pun menyampaikan langkah awal yang akan dilakukan oleh pemerintah daerah. “Yang paling mendesak adalah normalisasi Kali Burui Tatui. Kita juga akan bangun jalan darurat agar warga tetap bisa beraktivitas,” jelasnya.
Ia menambahkan, setelah itu, pemerintah akan merancang pembangunan bronjong di bantaran sungai sebagai penahan arus, agar kerusakan serupa tidak terulang di masa mendatang.
Meski berada di pelosok, derita warga Tatui dan Ambaidiru tidak luput dari perhatian. Bagi warga pegunungan, kehadiran pemimpin di tengah situasi sulit adalah secercah harapan. Sebab jalan ini bukan hanya tentang aspal dan batu, tapi tentang akses menuju masa depan.