(pelitaekspres.com) – ACEH TIMUR – Laga sengit di nomor Double Putra antara tim sepak takraw Aceh melawan Sumatera Utara pada Grand Final PON XXI berakhir dengan kemenangan Aceh, namun tidak lepas dari insiden protes terhadap keputusan wasit. Pertandingan yang digelar di Idi Sports Center, Idi Rayeuk, Aceh Timur, pada Minggu (8/9/2024), diwarnai ketegangan antara pemain dan pendukung Aceh yang merasa dirugikan. Senin 9/9/2024.
Tim Aceh berhasil mengalahkan Sumatera Utara dengan skor tipis 2-1, memastikan medali emas untuk Aceh di ajang bergengsi ini. Sebelumnya, Aceh juga sukses meraih medali emas di nomor Double Putri setelah menundukkan Jambi dengan skor 2-0. Namun, kemenangan tim putra Aceh sempat tertunda oleh insiden protes keras terhadap wasit yang dianggap mengeluarkan beberapa keputusan yang tidak adil.
Menurut salah seorang jurnalis yang meliput, Dedi Saputra, suasana memanas ketika pemain dan ofisial Aceh menilai wasit mengambil keputusan yang merugikan tim mereka. Kericuhan di lapangan pun semakin membesar saat pendukung Aceh ikut bersorak memprotes. Akibatnya, wasit terpaksa diganti demi menjaga kelancaran pertandingan.
“Kejadian ini sangat disayangkan, karena seharusnya final seperti ini berlangsung dengan adil dan sportif. Kami meminta kepada Pengurus Pusat Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PSTI), khususnya di bidang perwasitan, untuk segera mengevaluasi kinerja wasit yang memimpin pertandingan ini,” ujar Dedi Saputra.
Meski begitu, insiden tersebut tidak mengurangi kegembiraan tim Aceh yang berhasil membawa pulang dua medali emas di nomor Double Putra dan Putri. Kemenangan ini semakin mengukuhkan dominasi Aceh dalam cabang olahraga sepak takraw di PON XXI.
Turnamen ini diikuti dengan antusias oleh masyarakat Aceh Timur yang memadati tribun Idi Sports Center untuk memberikan dukungan penuh kepada para atlet.(Ami)