(pelitaekspres.com) -PAPUA- Fenomena demonstrasi pelajar atau mahasiswa di Indonesia, khususnya di Papua, terkait penolakan terhadap makanan bergizi gratis, merupakan hal yang tidak realistis dan kurang logis. Saya melihat ada kelompok elit yang bersembunyi di balik anak-anak pelajar SMP dan SMA yang melakukan demonstrasi tersebut.
Ada hal mendasar yang perlu kita pahami bersama. Di Papua, khususnya di daerah-daerah yang jauh dari pesisir pantai dan perkotaan, akses terhadap pendidikan dan kesehatan sangat minim. Program makanan bergizi gratis dan program pendidikan gratis adalah dua hal yang berbeda, sehingga kita tidak perlu mempertentangkan atau menilai negatif kedua program ini. Sebaiknya, biarkan keduanya berjalan bersama-sama jika memang itu baik untuk dilakukan bersamaan.
Oleh karena itu, pemerintah pusat mengambil langkah strategis dengan memanfaatkan kesempatan yang ada untuk membangun kembali akses-akses ini serta merancang program penyediaan makanan gratis bagi anak-anak usia dini. Ini adalah program nasional yang sangat baik untuk masyarakat Papua. Dengan adanya pelayanan makanan gratis bergizi, diharapkan dapat mendukung perkembangan dan pertumbuhan asupan gizi bagi anak-anak.
Papua memiliki banyak wilayah yang sulit dijangkau karena topografinya, sehingga akses ke masyarakat juga terbatas. Penyediaan ikan, telur, daging, dan kebutuhan lainnya sangat minim, termasuk susu untuk anak-anak usia dini. Kondisi ini memerlukan intervensi dari pemerintah, baik pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota. Makanan bergizi akan berdampak positif pada perkembangan dan pertumbuhan anak.
Terdapat banyak wilayah yang pernah mengalami masalah seperti busung lapar, bayi dengan gizi buruk, angka malaria yang tinggi, TB paru, dan masalah kesehatan lainnya. Oleh karena itu, saya mengajak seluruh masyarakat Papua untuk melihat program pemerintah ini sebagai sesuatu yang positif dan untuk mendukungnya.
Terkait dengan pemangkasan anggaran, Presiden Prabowo telah menyampaikan bahwa hal ini dilakukan pada kementerian terkait, serta pada biaya perjalanan dinas, biaya rapat, dan mungkin juga ATK yang dianggap membebani keuangan negara, atau program-program yang tidak terlalu urgent. Saya berharap pemangkasan anggaran ini juga disesuaikan dengan kondisi daerah dan tingkat kesulitan yang ada, terutama di wilayah Papua.
Satu hal yang sangat penting dalam pelaksanaan program makanan bergizi gratis ini adalah:
“Perbaikan manajemen sistem pengelolaan, pengawasan, dan pertanggungjawaban anggaran.”
Karena hal ini berkaitan dengan siapa yang mengelola, instansi mana yang terlibat, sumber dana, dan bentuk pengawasan dari masyarakat, serta laporan pertanggungjawaban yang memerlukan transparansi.
Hal berikutnya, jika program ini dijalankan dengan baik, akan memberikan efek berganda dalam sektor pertanian, tanaman pangan, perikanan, kesehatan, dan sektor lainnya. Ini adalah efek multiplikatif yang akan mendukung pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional, karena kebutuhan terhadap sayur, telur, ikan, dan daging akan meningkat, sehingga permintaan terhadap barang dagangan petani dan nelayan juga akan naik.
Saya kira ini adalah harapan kita bersama dari daerah.
Demikian.
Benyamin Wayangkau, Tokoh Pemuda Saireri