Kegiatan diselenggarakan di Gedung A Dekanat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Kamis, 14 November 2024. Acara bertujuan mendorong umat, khususnya di lingkup perguruan tinggi, untuk menerapkan nilai-nilai toleransi, menghargai perbedaan, dan menghindari sikap ekstrem dalam praktik beragama.

Kepala Loka Diklat Keagamaan Bandar Lampung Agus Apriansyah, S.Kom., M.M., menyampaikan, dalam lingkup perguruan tinggi, ancaman intoleransi dan radikalisme berdampak negatif pada lingkungan akademik. Dengan Perpres Nomor 58 tahun 2023, perguruan tinggi diharapkan aktif memperkuat nilai-nilai moderasi beragama.

“Upaya sosialisasi dan pembinaan moderasi beragama di lingkungan kampus merupakan langkah strategis untuk memastikan kampus menjadi ruang yang aman, inklusif, dan bebas dari pengaruh ekstremisme, serta wujud nyata pengamalan nilai P meancasila dalam kehidupan berbangsa,” pungkasnya.

Sementara itu Rektor Unila Prof. Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A., IPM., ASEAN Eng., dalam sambutannya menyampaikan, saat ini jumlah mahasiswa Unila sekitar 39 ribu dengan 1.400 dosen. Baik mahasiswa maupun dosen berasal dari latar belakang sangat beragam. Bukan sekadar suku, namun juga agama, keyakinan, bahkan perbedaan aliran keagamaannya sebagai sebuah pilihan.

“Realitas jumlah dan keragaman ini tentu kami sadari menunjukkan kekuatan sekaligus tantangan. Sebagai entitas insan akademik, ini menjadi kekuatan yang sangat besar untuk menjadi bagian dari pembangunan peradaban. Oleh karena itu inilah tugas kita bersama untuk menghadapi perbedaan dengan kebersamaan,” tutur Prof. Lusmeilia.

Selanjutnya Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Prof. Dr. Suyitno, M.Ag., menyampaikan, berdasarkan data 279 juta penduduk Indonesia merupakan pengguna internet aktif. Hal ini berpengaruh kepada generasi muda yang lebih tertarik dan merespons isu keberagaman budaya asing.

“Dengan era yang semakin digital kita harus bertransformasi, tentu banyak tantangan terutama dalam menumbuhkan karakter generasi muda, serta keberagaman di era sekarang. Salah satu caranya yakni dosen mata kuliah agama harus membuat transformasi dalam era digital melalui berbagai platform,” tandasnya.

Kegiatan turut dihadiri Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung, para dekan fakultas dan direktur Pascasarjana, para ketua lembaga, biro dan UPT di lingkungan Unila, para dosen pengampu mata kuliah agama di Unila, serta para mahasiswa peserta sosialisasi.

Kegiatan diharapkan dapat menjadi langkah awal nyata Unila dalam menciptakan lingkungan akademik yang inklusif, penuh toleransi, dan saling menghormati. Serta menjadikan perguruan tinggi sebagai teladan moderasi beragama yang kokoh sehingga dapat berkontribusi bagi terciptanya masyarakat harmonis dan damai.(Red)

Tinggalkan Balasan