(pelitaekspress.com) – SANGIHE-Di era saat ini internet sudah menjadi kebutuhan utama. Perkembangan informasi digital begitu cepat. Namun bagi sebagian orang, internet masih menjadi barang mahal. Pasalnya, terbatasnya infrastruktur yang mendukung adanya layanan tersebut. Kondisi itu dirasakan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Pintareng, tidak memiliki jaringan internet.

SMA yang berada di Kecamatan Tabukan Selatan Tenggara Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara itu diresmikan pada tahun 2013 Oleh Bupati Sangihe pada saat itu dipimpin oleh Drs. H.R. Makagansa, M.Si.

Sekolah tersebut memiliki 10 0rang Guru dan 1 orang tenaga administrasi,yang menjadi penggerak disekolah tersebut. Ketidakadaan jaringan internet sangat mempengaruhi perkembangan sekolah tersebut. Apalagi dalam perkembangan sekarang untuk ujian nasional berbasis computer merupakan keharusan sekolah untuk mengikutinya dalam rangka pemerataan mutu pendidikan.

Saat di hubungi oleh reporter pelitaekspres.com via telepelon hari ini (26/6) Kepsek SMA N Pintareng membenarkan hal itu

“Apalgi ditengah pandemic Virus Corona, segalah pengurusan melalui jarigan internet, “stengah mati skali torang cari jaringan internet di Pintareng, (susah sekali kami cari jaringan internet di Pintareng). Referensi Pelajaran siswa, Administrasi Guru/Tu, Admin sekolah, pendaftaran siswa baru, ujian akhir siswa sangat membutuhkan jaringan internet.

Nestorius Araro Makagansa,S.Pd menambahkan memang benar Proyek Palapa Ring sudah masuk sangihe, tapi tidak menyentuh ke tempat kami jaringan internet nya.

“Ring palapa hanya menjangkau Wilayah di pesisir sementara wilayah-wilayah yang ada d pedalaman tidak  tersentuh oleh Proyek tesebut (contoh Kec Tabsel Tenggara) Pintareng, Basauh, Malisade dan lainnya tidak tersentuh. Ujar Nestor.

“Semoga keberadaan sekolah kami di Pintareng pun mendapat perhatian dari Pemerintah provinsi maupun pusat, tutup Nestor sapaan Kepala sekolah SMA N Pintareng itu. (jf)