Program ini dilaksanakan di Desa KKN Fajar Bulan, Kecamatan Gunung Sugih, Kabupaten Lampung Tengah sejak 09 Januari 2025 dengan 2 kali pertemuan dalam seminggu setiap selasa dan kamis yang berlangsung sampai akhir KKN berjalan.
Program yang bertujuan untuk mengatasi rendahnya minat baca dan keterbatasan akses bahan bacaan bagi anak-anak ini, diinisiasi oleh Rizky Juliansyah, Ervina Widia Ningsih, Chintya Nur Ramadhani, Mohamad Fathur Rozi, Yuliana Ilfirahmi, Ajeng Regita Pramesti, Nanda Ayu Syaharani, dan Nanda Ayu Syaharani sebagai Penanggung Jawab progja. Dr. Aang Nuryaman, S.Si.,M.Si., adalah Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) tim mereka.
POLISED lahir dari observasi awal pra-KKN yang menemukan bahwa minat baca anak-anak desa masih rendah, ditambah dengan terbatasnya akses terhadap bahan bacaan. Mahasiswa KKN Unila, terutama dari jurusan Sosiologi, merasa perlu menghadirkan program yang tidak hanya memperkenalkan literasi, tetapi juga menciptakan ruang interaksi sosial yang positif bagi anak-anak desa.
“Literasi adalah fondasi utama pendidikan. Namun, akses edukasi di desa masih minim dibandingkan kota. Kami ingin membantu anak-anak mendapatkan kesempatan yang sama,” ujar Nanda sebagai penggagas program POLISED.
Melalui POLISED, mahasiswa KKN Unila ingin mengubah pandangan anak-anak bahwa membaca bukanlah aktivitas membosankan, melainkan menyenangkan dan penuh eksplorasi.
Pojok Literasi Desa ini dirancang sebagai ruang belajar terbuka yang memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk membaca, mendengarkan cerita, berdiskusi, serta mengekspresikan diri melalui berbagai kegiatan literasi. Program ini mengusung konsep edukasi berbasis kreativitas dan interaksi sosial.
Setiap sesi POLISED diisi dengan berbagai kegiatan menarik, seperti membaca buku bersama, mendongeng dengan ekspresi dan suara yang menarik, menulis cerita pendek, menggambar dan mewarnai untuk meningkatkan daya imajinasi, serta permainan edukatif seperti kuis, teka-teki, dan tebak kata.
Seperti halnya program berbasis masyarakat lainnya, POLISED menghadapi berbagai tantangan, mulai dari anak-anak yang awalnya malu atau kurang tertarik hingga lingkungan yang kurang kondusif. Namun, mahasiswa KKN mengatasi kendala tersebut dengan pendekatan personal serta aktivitas ice-breaking seperti tepuk diam agar suasana menjadi lebih kondusif.
Dampak dari POLISED mulai terlihat dalam kebiasaan anak-anak desa. Mereka menjadi lebih sering membaca, lebih percaya diri dalam berbicara, serta lebih aktif bertanya dan berdiskusi.
“Kami mengukur keberhasilan program dari jumlah anak yang datang dan aktif, meningkatnya minat baca di luar sesi, serta keberanian mereka dalam berbicara dan mendiskusikan cerita,” Tutur Nanda.
Nanda turut membagikan pengalaman menarik selama pelaksanaan program tersebut.
“Ada anak yang awalnya gak pernah baca buku sama sekali bahkan gabisa baca buku, tapi setelah beberapa kali ikut POLISED, dia mulai bisa baca buku dan sering minjem buku ke POLISED. Ada juga anak yang awalnya pemalu, tapi akhirnya berani maju buat mendongeng di depan teman-temannya.” Tandasnya
Para orang tua juga memberikan umpan balik positif. Mereka melihat perubahan anak-anak mereka, baik dalam minat membaca maupun kepercayaan diri dalam berkomunikasi.
Pojok Literasi Desa bukan sekadar program KKN biasa, tetapi sebuah upaya nyata mahasiswa Unila dalam meningkatkan kualitas pendidikan di desa. Dengan harapan bahwa budaya literasi dapat tumbuh dan berkembang, inisiatif ini membuktikan bahwa perubahan bisa dimulai dari langkah kecil, asalkan dilakukan dengan niat dan dedikasi yang tulus.
“Meskipun program KKN akan segera berakhir, kami berharap POLISED dapat terus berlanjut, meskipun belum ada kepastian dari pihak desa mengenai keberlanjutan nya, tetapi antusiasme orang tua yang melihat manfaatnya bagi anak-anak menjadi motivasi tersendiri bagi kami untuk mencari solusi agar program ini tetap berjalan.”tutupnya saat wawancara pada Jumat, 31 Januari 2025.