(pelitaekspres.com) –PURWAKARTA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta segera menetapkan status tanggap darurat atas bencana pergerakan tanah yang terjadi di Kampung Cigintung dan Kampung Sukamulya, Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani. Langkah ini diambil menyusul dampak signifikan yang dirasakan warga, serta potensi risiko terhadap infrastruktur strategis di sekitar lokasi bencana.
Hal tersebut mengemuka dalam rapat koordinasi yang digelar di Aula Janaka, Sekretariat Daerah Purwakarta, Senin (16/6). Rapat dihadiri oleh jajaran Pemkab Purwakarta, BPBD Jawa Barat, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), serta perwakilan dari PT Jasa Marga.
Sekretaris Daerah Purwakarta, Norman Nugraha, yang memimpin jalannya rapat, menegaskan bahwa situasi ini telah memasuki fase kritis dan memerlukan penanganan segera.
“Berdasarkan hasil koordinasi lintas sektor, disepakati bahwa status tanggap darurat perlu segera ditetapkan. Kami tengah menyiapkan surat keputusan resmi untuk menetapkannya,” ujar Norman, yang juga menjabat Kepala Pelaksana BPBD Purwakarta.
Data sementara mencatat, pergerakan tanah tersebut telah berdampak pada sedikitnya 81 kepala keluarga atau 249 jiwa, serta merusak 72 unit bangunan. Lokasi kejadian pun berada tidak jauh dari ruas vital Tol Cipularang, yang menjadi jalur utama transportasi di Jawa Barat.
Menurut Norman, penanganan bencana ini harus dilaksanakan secara komprehensif dan kolaboratif. Salah satu langkah prioritas adalah rencana relokasi bagi warga terdampak.
“Kami sudah mengidentifikasi dua opsi lahan relokasi, yaitu di wilayah Desa Pasirmunjul dan Desa Cianting, Kecamatan Sukatani. Namun, lokasi akhir masih menunggu hasil kajian dari PVMBG,” tuturnya.
PVMBG dijadwalkan akan melakukan kajian lapangan dalam waktu dekat guna memastikan keamanan lokasi relokasi. Sementara itu, para pengungsi telah dipindahkan ke zona aman yang telah disiapkan oleh Pemkab.
“Semua keputusan akan kami ambil berdasarkan rekomendasi teknis dan geologis, agar keselamatan warga benar-benar terjamin,” tambah Norman.
Di sisi lain, PT Jasa Marga melalui Senior Manager Regional Office 3 (RO3), Agni Mayvinna, menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan pemantauan intensif terhadap dampak pergerakan tanah terhadap jalur tol Cipularang.
“Dari hasil pantauan drone, titik longsoran berjarak sekitar satu kilometer dari bahu luar jalan tol di KM 92-93 jalur A. Arah longsor menuju utara, sedangkan jalan tol berada di sisi barat, jadi hingga kini belum ada gangguan terhadap operasional jalan tol,” jelas Agni.
Sebagai langkah antisipatif, Jasa Marga juga akan melakukan pengukuran kestabilan tanah dengan memasang inklinometer di tiga titik untuk mendeteksi pergerakan bawah tanah secara lebih presisi.
Rapat koordinasi ini diharapkan dapat memperkuat sinergi antarlembaga dalam menghadapi potensi ancaman bencana. Pemkab Purwakarta menegaskan komitmennya untuk mengutamakan keselamatan dan kenyamanan warga dalam setiap tahapan penanganan bencana. (ADV)