(pelitaekspres.com) -BUNTOK – Debit air sungai Barito semakin meningkat imbas dari tingginya intensitas hujan yang mengguyur sebagian wilayah Kalimantan Tengah, terutama di Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito dalam beberapa minggu terakhir, dan kiriman air dari hulu sungai Barito membuat banjir di Kabupaten Barito Selatan (Barsel) semakin meluas.

Menyikapi hal tersebut Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Barsel bersama Forkopimda menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) untuk menetapkan status siaga bencana menjadi tanggap darurat banjir, bertempat di Aula Setda setempat, Senin (22/01/2024).

“Berdasarkan data dari BPBD saat ini sebanyak 49 Desa dan 7 Kelurahan dari 5 Kecamatan di Kabupaten Barsel yang terendam banjir,” ucap Pj. Bupati Barsel, H. Deddy Winarwan kepada wartawan usai memimpin Rakor.

Ia menuturkan, dari laporan seluruh Camat se-Kabupaten Barsel, area yang tergenang banjir semakin meluas, otomatis warga yang terdampak banjir juga semakin meningkat jumlahnya, maka dari itu pemerintah daerah bersama Forkopimda menetapkan status tanggap darurat bencana banjir selama 14 hari terhitung dari tanggal  22 Januari- 4 Februari 2024.

“Sebelum melaksanakan Rakor ini, kita juga sudah melakukan tindakan awal dengan mendirikan Posko pengungsian disejumlah titik rawan banjir,” tuturnya.

Ia menerangkan, wilayah yang terdampak banjir di Kabupaten Barsel adalah Kecamatan Dusun Selatan, Kelurahan Buntok Kota, Hilir Sper, dan Jelapat, meliputi Desa Mabuan, Sanggu, Pararapak, Muara Ripung, Danau Ganting, Lembeng, Murung Paken, Penda Asem, Baru, Danau Sadar, Pamait, Teluk Mampun, Kalahien, Teluk Telaga, Muara Talang, Tanjung Jawa dan Danau Masura.

Sementara, lanjutnya, di Kecamatan Dusun Utara, Kelurahan Pendang meliputi Desa Majundre, Reong, Tarusan, Gunung Rantau, Talekoi, Marawan Baru, Merawan Lama, Bundar dan Sungai Telang, sedangkan Kecamatan Karau Kuala, Kelurahan Bangkuang, Desa Salat Baru, Teluk Betung, Babai, Talio, Tampijak, Bintang Kurung, Teluk Sampudau, Janggi, Malitin,  serta Muara Arai.

“Kecamatan Dusun Hilir, Kelurahan Mengkatip, Desa Batampang, Batilap, Mahajandau, Kalanis, Muara Puning, Sungai Jaya, Lehai, Dusun Pinungku, Teluk Timbau, Mangkatir, dan Kecamatan Jenamas, Kelurahan Rantau Kujang, ada Desa Tabatan, Tampulang serta Rantau Bahuang,” terang Pj. Bupati.

Ia mengatakan, untuk memudahkan koordinasi dan komando penanganan bencana banjir, perlunya didirikan Posko gabungan bencana banjir tingkat Kabupaten serta Kecamatan sebagai Satuan Administrasi dan Tempat Mangkal (SATMIKAL).

Ia menambahkan, dengan kegiatan  penanganan banjir, evakuasi korban banjir, dapur umum, pelayanan kesehatan seperti pengobatan gratis dan penyaluran bantuan sembako bagi masyarakat  yang  terdampak banjir, yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan kondisi bencana banjir pada masing-masing wilayah yang terdampak banjir.

“Kita juga meminta kepada seluruh jajaran agar Posko gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, BPBD, SATPOL-PP, Damkar, tenaga kesehatan dan unsur terkait itu bukan hanya ada ditingkat Kabupaten saja, tetapi juga disetiap Kecamatan maupun Kelurahan di wilayah Barsel, dan kita sama-sama berdo’a agar banjir di daerah kita ini lekas surut, sehingga aktivitas masyarakat bisa kembali normal,” kata H. Deddy Winarwan. (Rin).

 

Tinggalkan Balasan