Pembelajaran Tatap Muka SMP Negeri 2 Trimurjo Pakai Sistem Ganjil Genap dan Kapasitas 50 Persen Siswa

(pelitaaekspres.com) -TRIMURJO – Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah (Lamteng) dimulai dengan sistim ganjil genap. Meski begitu, sekolah membatasi kapasitas siswa hanya separuh atau 50 persen.

Dari pantauan media ini, siswa memulai belajar dengan penuh semangat dan kegembiraan. Tak lupa, mereka mengenakan masker serta jaga jarak antar siswa.

Kepala SMPN 2 Trimurjo Sodik, S.Pd mengatakan, proses PTM terbatas pasca PPKM Darurat berjalan lancar. Siswa masuk dengan sistem ganjil genap dengan mengacu absensi. “Sistem ini dianggap efektif untuk menggilir siswa yang mengikuti PTM dan pembelajaran daring.

Menurutnya, siswa di sekolahnya ada 550 orang. Dengan jumlah itu, yang hadir dikelas untuk bisa belajar mengajar hanya separuhnya, atau 275 orang,” kata Sodik kepada media ini, Rabu 13 Oktober 2021.

Lanjut Sodik menuturkan, sesuai dengan aturan yang berlaku dari Dinas Pendidikan Kabupaten Lamteng, agar siswa tak berkerumun saat belajar mengajar.

“Proses belajar mengajar hanya berlangsung selama 4 jam. Mulai pukul 07.00 Wib sampai 11.00 Wib. Para guru lebih banyak menguatkan materi daring yang sudah disampaikan,” ujarnya.

Sodik menambahkan, adapun metode ganjil genap di terapkan di sekolahnya, yaitu pada ganjil hari Senin – Rabu para peserta didik Shalat dhuha sampai tampilkan kultum. “Untuk genapnya hari Kamis – Jum’at selesai Shalat dhuha, siswa membaca ayat suci Al-qur’an yang sudah di kuasai.

“Selain itu, metode ganjil genap ini dinilai sangat efektif dalam mengurangi kerumunan di tiap sekolah karena sudah pasti daftar yang masuk siswanya sesuai urutan absen tiap kelas.

Misalkan hari ini, absen ganjil yang masuk belajar tatap muka dan genap daring. Nah, besoknya baru absen siswa genap yang masuk tatap muka dan absen ganjil yang daring. Sama lah, pemberlakuan ganjil genap sesuai absen siswa di sekolah,” jelas Sodik.

“Masih di katakan Sodik, Kegiatan pembalajaran tatap muka diterapkan dengan protokol kesehatan ketat. Di gerbang utama, siswa dan guru harus melewati pemeriksaan suhu tubuh.

Sebelum masuk kelas, siswa dan guru juga diwajibkan mencuci tangan dengan sabun. Tempat duduk siswa di kelas pun ditata berjarak. Selama proses PTM, kami laksanakan prokes yang ketat,” ujarnya.

Menurut Sodik, para peserta didik merasa gembira akhirnya bisa melaksanakan PTM lagi. Sebelumnya, siswa hanya bisa mendapatkan materi daring dari guru. Menurutnya, pembelajaran dengan tatap muka lebih bagus dan mudah dipahami daripada melalui daring.

Biasanya ketemu via online sekarang ketemu langsung. Peserta didik sangat senang bisa masuk sekolah, karena pembelajaran lebih mudah diterima,” tutup Sodik. (Pur)

 

Tinggalkan Balasan