(pelitaekspres.com) -WAY KANAN – Pembangunan jalan lapen Kampung Tanjung Kurung Pasar Kecamatan Kasui, Way Kanan, diduga dilakukan asal jadi. Rabu (2/10).
Pembangunan lapen yang menelan dana ratusan juta dari Dana Desa (DD) dan digelar di bulan September itu tanpa berpedoman dengan standar pembangunan jalan lapen.
Sebagai acuan menurut berbagai narasi yang ada sebagai pedoman bahwa Lapis Penetrasi Macadam (Lapen) adalah lapisan perkerasan jalan yang terdiri dari agregat pokok dan agregat pengunci yang diikat dengan aspal.
Batu pokok, yaitu batu pecah dengan ukuran 3–5 cm.
Batu pengunci, yaitu batu pecah dengan ukuran 1–3 cm.
Batu penutup, yaitu batu pecah dengan ukuran 0,3–1 cm
Aspal disemprotkan atau disiramkan di atas agregat pokok, (batu agregat 3/5) kemudian dipadatkan lapis demi lapis (1/3, 0,3-1) dan setiap lapisan agregat diikat dengan aspal (coating).
Namun acuan tersebut diatas seolah diabaikan kalau melihat fakta pekerjaan jalan Lapen yang ada di dusun 3 Rejang Mulyo Kampung Tanjung Kurung.
Ketika awak media turun ke lokasi (9/9/24), fakta menunjukkan bahwa batu agregat yang ada dilokasi hanya satu jenis yakni 3/5, patut diduga nantinya setelah digilas dan dipadatkan akan menjadi pecahan 1/3, dan 1 cm, seolah unsur batu penguncinya diadakan dan terpenuhi sesuai petunjuk teknis serta abu batu sebagai penutup (terdokumentasi).
Jenis abu batu yang dipakaipun sebagian abu batu yang tidak diayak atau disaring karena bercampur tanah.
Kemudian fakta lain menunjukkan berdasarkan keterangan beberapa warga sekitar yang namanya enggan disebut, perihal jumlah aspal (drum) yang digunakan berdasarkan jumlah titik pembakaran yang ada dilokasi hanya ada 3 titik tempat pembakaran (tungku).
Satu titik tempat pembakaran diperkirakan hanya diisi empat (4) drum aspal.
“Kalau tempat membakar aspalnya ada 3 titik. Dalam satu titik itu, bekas pembakarannya ada 4 drum. Makanya saya bisa katakan Cuma pakai 12 drum,” kata salah satu warga.
Menurutnya lagi batu split yang digunakan cuma satu jenis, setelah dihampar digilas pakai wales setelah rata baru disiram, setelah itu dikasih abu batu.
“Makanya batu itu agak kecil karena sudah tergilas walles untuk meratakan. Itu aja, kalau hujan deras sehari aja, keliatan semua barang itu,” ujarnya.
Dari pengakuan beberapa warga setempat, pekerja juga tidak memberdayakan warga setempat, alias menggunakan pekerja warga luar kampung.
“Ga ada, semua orang luar, tukasnya.
Sebagaimana diketahui berdasarkan papan informasi kegiatan, bahwa sumber pendanaan dari Dana Desa (DD) T.A 2024, nilai kegiatan sebesar Rp. 250.734.000 dengan Volume P. 935 ; L. 2,5 meter.
Pekerjaan pembangunan jalan ini patut dipertanyakan, oleh karenanya kepada unsur terkait, team verifikasi Kecamatan Kasui memvalidasi pekerjaan tersebut. (SE)