Tim yang di ketua oleh Endriko Bagus Pratama bersama empat orang rekan yakni Zedriansyah, Yahya Ayasi, Zakiya Rakha Fadillah, dan Bintang Putra Nandika mampu membawa karyanya “Fooling: An Integration of IOT-Based Food Waste Management System to Realize A Circular Economy in Bandar Lampung” ke kancah internasional.

Pada karya tersebut, mereka berfokus dalam menciptakan suatu sistem yang terintegrasi dengan Internet of Things. Dalam memilih landasan dasar sebuah karya, mereka juga perlu penyesuaian dengan tema yang ditentukan berupa “Penanggulangan Limbah dengan Menjalankan Ekonomi Sirkular”.

Ekonomi sirkular merupakan suatu proses produksi atau konsumsi tanpa adanya sisa limbah yang dapat didaur ulang, dimanfaatkan kembali, dan menjadi nilai ekonomis. Hal itu sangat berbeda dengan proses ekonomi konvensional yang berupa produksi, konsumsi,  dan berakhir menjadi limbah.

Endriko selaku ketua tim, menjelaskan dalam hal ini mereka akan menjadi distributor yang mempertemukan pihak-pihak terlibat melalui aplikasi atau website yang sudah dirancang.

“Dalam sistem tersebut, kami mempertemukan sektor industri makanan khususnya cafe, restoran, dan rumah makan yang ada di Bandar Lampung untuk menjadi mitra dalam penghasil limbah. Kami juga bekerjasama dengan petani maggot, pembuat pupuk organik, dan industri bio energi untuk menjadi mitra dalam pengolah limbah,” ujarnya saat diwawancara pada Senin 23 September 2024

Endriko mengungkapkan melalui kerjasama antara tim, penghasil limbah dan pengelola limbah, ketiganya akan mendapatkan keuntungan dan dapat membantu untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik serta meminimalisasi pembuangan limbah secara cuma-cuma.

“pihak penghasil limbah akan diuntungkan karena limbah yang dihasilkan dapat dijual untuk dimanfaatkan kembali oleh pengolah limbah, dan return limbah tersebut dapat menjadi uang. Sementara pihak pengolah akan diuntungkan dengan mempermudah mendapatkan limbah atau sisa makanan dengan harga terjangkau bahkan gratis,” ungkapnya.

Tak selalu berjalan mulus, Endriko dan tim juga sempat mengalami kendala dalam proses pengerjaan proyek. Waktu yang hanya sedikit, bukan menjadi halangan melainkan tantangan untuk menyelesaikannya. Khususnya dalam pembuatan video, mereka harus membuat prototipe aplikasi dan website yang akan disesuaikan dengan isi paper mereka.

Melalui prestasi yang Endriko dan tim peroleh, diharapkan dapat menginspirasi para mahasiswa untuk terus berani berproses dan berprestasi di bidangnya masing-masing.

“Semoga dapat menginspirasi teman-teman untuk mulai keluar dari zona nyaman dan melangkah maju mengharumkan nama almamater. Ambil semua kesempatan yang ada, muda hanya sekali jadi tidak perlu mikir dua kali,” ujar Endriko. [red]

Tinggalkan Balasan