(pelitaekspres.com) –YAPEN- Pagi itu, halaman Kantor Bupati Kepulauan Yapen tampak dipenuhi ratusan aparatur sipil negara (ASN) dari berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Mentari belum tinggi, namun apel gabungan sudah dimulai. Di tengah barisan, berdiri Wakil Bupati Kepulauan Yapen, Roi Palungan, yang hadir bukan sekadar memimpin apel—tetapi membawa pesan tegas tentang tanggung jawab, disiplin, dan integritas.
Di hadapan para ASN yang hadir, ia menyampaikan kegelisahan yang telah lama mengendap: soal menurunnya disiplin kerja di lingkungan pemerintah daerah. Ia tidak berbicara dengan nada marah, namun jelas dan tajam. Suaranya mencerminkan harapan yang besar agar birokrasi di daerah ini tidak hanya hidup dalam rutinitas, tetapi juga bertumbuh dalam kedisiplinan.
“Disiplin kita sangat memprihatinkan. Dari kehadiran saat apel ini saja sudah terlihat, banyak OPD yang pegawainya tidak hadir,” ucapnya dengan nada prihatin.
Roi Palungan bahkan mengungkapkan bahwa sehari sebelumnya, ia sengaja turun langsung bersama Kepala BKPSDM untuk melihat langsung kondisi kantor-kantor. Hasilnya? Banyak ruang kerja yang masih terkunci bahkan hingga pukul 10 pagi.
“Saya minta kepada Ibu Sekda supaya memperhatikan ini. Jangan sampai ASN menuntut haknya, padahal kewajibannya tidak pernah dijalankan,” tegasnya.
“Saya minta dilakukan sidak setiap minggu.”
Sebuah pernyataan yang sekaligus sindiran halus, namun menggugah. Ia tidak ingin aparatur pemerintahan hanya hadir secara administratif, tetapi benar-benar hadir secara moral dan fungsional. ASN, katanya, bukan hanya pegawai yang bekerja di balik meja, tapi juga wajah negara yang dilihat langsung oleh masyarakat.
Pagi itu, bukan hanya kedisiplinan yang disorot. Wabup Roi juga menyinggung soal tanggung jawab yang lebih besar: menindaklanjuti Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK yang baru saja diterima Pemda Kepulauan Yapen.
Ia menekankan bahwa waktu 60 hari yang diberikan untuk menindaklanjuti temuan BPK bukanlah formalitas belaka. Ia berharap semua OPD terkait segera bergerak cepat, melengkapi dokumen yang masih kurang, dan merapikan catatan agar tidak menjadi temuan berulang.
“Jangan sampai temuan ini terus berlanjut karena kita lambat bertindak. Segera lengkapi semuanya,” ujarnya tegas.
Bagi Roi Palungan, apel itu bukan hanya rutinitas. Ia menjadikannya ruang koreksi bersama dan panggilan untuk kembali pada nilai-nilai pelayanan publik: disiplin, tanggung jawab, dan kerja nyata.
Ia pun mengajak seluruh pimpinan OPD untuk menjadi teladan bagi bawahannya. Bukan dengan perintah keras, tetapi dengan memberi contoh dan perhatian serius terhadap kinerja staf.
Hari itu, suasana apel bukan hanya tentang baris-berbaris. Tapi tentang kesadaran bersama, bahwa roda pemerintahan tidak akan bergerak jika disiplin ditinggalkan dan tanggung jawab diabaikan.(GM)