(pelitaekspress.com) – BANYUMAS – Gula kristal yang merupakan salah satu oleh-oleh khas Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, perajin terbanyak terdapat di wilayah Kecamatan Pekuncen, yaitu Desa Semedo. Namun di lokasi TMMD Reguler 108 Kodim 0701 Banyumas, perajinnya juga cukup banyak tetapi masih menggunakan cara sederhana turun temurun.
Seperti salah satunya adalah Jumirah (25), warga Desa Petahunan RT. 05 RW. 03, masih menggunakan wajan besar untuk merebus nira kelapa selama 4 jam dalam wajan dengan suhu mencapai 120 derajat celcius.
Pengadukan di dalam wajan dilakukan dengan gerakan memutar sehingga kekentalan gula merata di setiap sisi wajan dan mulai mengkristal. Selanjutnya, gula yang sudah mengeras ini dihaluskan dengan menggunakan batok kelapa dengan istilah di guyer atau digerus.
Serka Joko, salah satu anggota Satgas TMMD Reguler yang membantu publikasi TMMD mengatakan, jika para perajin dari desa wisata yaitu Desa Petahunan, melakukan pengemasan dengan lebih menarik, tentu ke depan akan terkenal seperti di Desa Semedo.
“Dengan dibangunnya jalan TMMD Reguler menuju Obyek Wisata Curug Nangga sekaligus bisa menjadi akses ke Curug Rinjing, Curug Pengantin dan Tuk Pengasinan, Makam Eyang Gusti Aji dan Petilasan Ki Ajar Wirangrong, secara otomatis gula kristal akan menjadi oleh-oleh wisatawan,” ungkapnya.
Di pasaran, harga gula kristal asli (belum dicampur rempah-rempah) berkisar Rp. 30 ribu per kilogramnya.
Kerajinan ini merupakan salah satu mata pencaharian utama masyarakat selain bertani padi dan palawija.
“Dari perajin langsung, gula ini harganya antara Rp.17.500 sampai Rp. 18 ribu per kilonya, dan masing-masing petani biasanya mampu memproduksi 4 kilogram per hari,” tandasnya menjelaskan.
Untuk diketahui, gula kristal mampu bertahan hingga dua tahun tanpa mengalami perubahan warna dan rasa, jika disimpan dengan baik. Ini karena kadar air yang terkandung hanya 2-3 persen. (Aan)