(pelitaekspres.com) -BLITAR- EI yang merupakan warga Desa Tunjung, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar tidak terima atas dugaan perlakuan Oknum Guru SD inisial S kepada anaknya. EI pada Kamis (12 Januari 2023 ) secara bersurat menyampaikan Kronologi kejadian dugaan kasus kekerasan Perundungan yang di alami anaknya kepada Bupati Blitar melalui Inspektorat dan beberapa Intansi termasuk Dinas pendidikan Kabupaten Blitar.

EI meyampaikan kronologi kasus dugaan tindakan kekerasan terhadap anaknya hingga trauma, yang diduga dilakukan oleh Oknum S guru dari salah satu SDN Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar.

Karna kejadian tersebut, EI saat ditemui awak media pada Rabu (01/02/2023) siang mengatakan, Anak kami sudah kita pindah dari  sekolah SDN 01 Tunjung, demi  melindungi masa depannya.

“Kami memang memindah sekolah anak kita, demi menghindari kekerasan dan trauma yang dialami putra kami lebih parah lagi, yang dilakukan oleh oknum guru S di sekolah itu,” ucap EI dengan nada sedih.

Setelah mengetahui anaknya mengalami dugaan kekerasan Perundungan oleh Oknum Guru, anak EI menceritakan kejadian dugaan perundungan kepada orang tuanya dan sekaligus orangtuanya kaget dan tidak terima.

“Setelah kejadian itu, kami sebagai orang tua klarifikasi kepada pihak sekolah, tetapi tidak mendapatkan jawaban yang kami harapan, malah mendapatkan tekanan dan ancaman. Sebagai pendidik kami menyayangkan kejadian itu dan kami menyampaikan Kronologi kejadian tersebut kepada Bupati Blitar melalui Inspektorat dan dinas terkait,namun sampai hari ini kami belum mendapat tanggapan maupun jawaban dari Beliau,” ucap Ibu dari dua anak tersebut.

Sekedar diketahui Anak Ibu EI secara keseluruhan kondisi fisik dan mental sudah lebih baik dibandingkan pada saat masuk pindah sekolah yang baru.

Sementara itu, kepala Inspektorat Kabupaten Blitar Agus Cunanto sebagai penerima surat kronologi dugaan tersebut, dihubungi awak media melalui Wa HP menyampaikan, belum bisa memberikan keterangan secara gamblang.

“Saya pelajari dulu dan menunggu disposisi dari Bupati, Ini sangat teknis. Kami monitor dulu, biar ditangani Dinas Pendidikan sebagai Leading/ Pembinanya,” jelas Agus Cun melalui Wa HP. (tar)