(pelitaekspres.com) – NIAS – Bupati Nias Yaatulo Gulo, S.E., S.H., M.Si, hadiri Rapat Koordinasi dan Pelaksanaan Rembuk Stunting Tingkat Kecamatan Hiliduho Tahun 2024 di Aula Kantor Kecamatan Hiliduho Kabupaten Nias, Kamis (30/05/2024).
Bupati Nias Yaatulo Gulo, S.E., S.H., M.Si dalam arahannya menyampaikan bahwa masalah stunting sangat penting dan menyangkut masa depan Kabupaten Nias sehingga harus ada reaksi atau tindak lanjutnya.
“Bila terjadinya kurang gizi dalam sejak janin dalam kandungan sampai awal kehidupan anak atau umur 2 tahun (1000 Hari Pertama Kehidupan) maka dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan pada anak (pertumbuhan fisik dan otak). Artinya, kita bisa membayangkan kehidupan mereka 20 tahun ke depan. Untuk itu, kita harus serius dalam menangani masalah ini,” terangnya.
Bupati Nias menghimbau agar seluruh Tenaga Medis, Bidan Desa dan Kader Posyandu untuk bekerja sesuai fungsi-fungsi pelayanan kesehatan serta berperan aktif dalam pelayanan kepada masyarakat terutama dalam melaksanakan monitoring guna memastikan penanganan stunting tepat sasaran dan manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
“Selain masalah stunting, Kabupaten Nias saat ini dihadapkan dengan masalah Budaya dan Perilaku masyarakat yang membuang air besar dengan sembarangan sehingga dapat memicu masalah sosial dan dampak lingkungan yang mengganggu Kesehatan,” ungkapnya.
“Seluruh Camat, Kepala UPTD Puskesmas dan Kepala Desa bertanggungjawab untuk menggerakkan masyarakat untuk stop buang air besar sembarangan di wilayah kerjanya masing-masing,” tegas Bupati Nias.
Sebelumnya Camat Hiliduho Elman Nazara S.IP., M.Si menyampaikan maksud dan tujuan pelaksanaan Rapat Koordinasi dan Pelaksanaan Rembuk Stunting Tingkat Kecamatan Hiliduho Tahun 2024.
“Tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah mendeklarasikan komitmen Pemerintah Kabupaten Nias dan Publik terkait Intervensi Stunting serta Merumuskan Intervensi Gizi Spesifik untuk mengatasi penyebab stunting,” ujarnya.
Ia juga melaporkan bahwa ada 4 (empat) Desa Lokus Stunting yakni Desa Fadoro Lauru, Hiliduho, Sisobahili I Tanoseo dan Onowaembo Hiligara. Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa Kasus stunting se-Kecamatan Hiliduho terdapat 104 orang dan Desa ODF/Stop BABS di Kecamatan Hiliduho Kabupaten Nias ada 2 (dua) Desa yaitu Desa Silima Banua dan Desa Onozitoli Dulu.
“Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah adanya Komitmen Bersama yang dituangkan dalam bentuk Rencana Tindak Lanjut dalam penanganan penurunan stunting di Kecamatan Gido. Semoga pada tahun ini bisa bertambah Desa ODF/Stop BABS di Kecamatan Hiliduho Minimal 2 (Dua) Desa,” harapnya.
Hadir pada kegiatan tersebut antara lain Kepala Perangkat Daerah Kab.Nias, Camat Hiliduho, Unsur Forkopimka Kecamatan Hiliduho, Pengurus Tim Penggerak PKK Kecamatan Hiliduho, Kepala UPTD Puskesmas Hiliduho, Bidan Desa se-Kecamatan Hiliduho, Kepala Desa se-Kecamatan Hiliduho, Ketua Tim Penggerak PKK Desa se-Kecamatan Hiliduho, Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama se-Kecamatan Hiliduho, Kader KB, Kader Posyandu se-Kecamatan Hiliduho, sumber niaskab.go.id. (Toro Harefa)