(pelitaekspres.com) – PAGARALAM – Tradisi atau kebiasaan ditengah tengah masyarakat kitae jelang bulan Ramadhan atau usai puasa melakukan ziarah kubur.Utamanya kita berziarah ke kuburan orang tua,kerabat atau keluarga dekat yang telah mendahului mengahadap Yang Kuasa.
Tradisi ini juga tetap dan terus berlaku di Pagaralam, dengan berpakaian muslim biasanya peziarah berdatangan ke Tempat Pemakaman Umum dimana orang tua,keluarga dan kerabat kita dimakamkan.
Salah seorang peziarah sebut saja Dani kepada wartawan media ini menuturkan, diri nya dan keluarga setiap tahun ,utamanya menjelang puasa tidak pernah absen berziarah ke kubur ibunya yang sudah meninggal beberapa tahun silam.”tiap tahun selalu berziarah bersama keluarga.”terangnya Minggu (25/04) meski agak terlambat kali ini, urainya.
Dengan ziarah ,mengajarkan dan mengisyaratkan kalau kita juga akan terbujur alias meninggal.Sehingga kita tidak lupa diri dengan apa yang kita miliki saat ini.”kan kita tidak tahu kapan yang namanya ajal menjemput.”ucapnya.
Sementara peziarah lainnya, Marni menambahkan, Ia bersama suami tercinta sengaja berziarah ke kuburan ayah yang 15 tahun lalu dipanggil ke khadirat Nya. Meski tidak awal puasa mungkin pertengahan atau beberapa hari sebelum lebaran menyempatkan dirilah ziarah.” Setidaknya disempatkan ziarah ke makam ayah,karena jarak yang terpisah.”ungkap perempuan yang berdomisili di Bengkulu ini.
Lanjut nya, ada semacam penghapus dahaga manakala sudah berziarah, selain itu juga berziarah membuat rendah diri kita dan tidak melupakan asal.”kita akan rendah diri dan harus mempersiapkan bekal yang baik bilamana nanti kita menghadap Yang Maha Kuasa.”hikmahnya.
Selain itu juga,mengajarkan kita bila ingin berbuat baik,membantu orang tua atau keluarga,,berbagi rezeki saat mereka (yang kita kasihi) masih hidup,tukasnya. “kalau sudah meninggal paling hanya bisa dikirim do’a.”ulasnya.
Pantauan wartawan di TPU Pengandonan peziarah tahun ini sedikit menurun dimungkinkan pengaruh Covid 19. (Rep)