(pelitaekspress.com) PURWAKARTA – Dalam membangun pendidikan karakter melalui menanam padi di rumah, kantor maupun di sekolah, itu menjadi salah satu upaya dalam kesedian ketahanan pangan.
Untuk hal ini, Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) melalui Unit Pelayanan Tingkat Dinas (UPTD) Pembenihan Kabupaten Purwakarta Wawan Gunawan, apresiasi Pemkab Purwakarta menggagas program membangun karakter menanam padi. Intinya semua elemen baik masyarakat, pegawai dan pelajar dapat memanfaatkan lahan pekarangannya dengan menanam padi di ember.
“Sebagai percontohan, bisa dilihat di SDN 1 Cipaisan dan SMPN 1 Purwakarta. Kedua sekolah tersebut sudah melakukan penanaman padi jenis inpari IR Nutrizinc, karena kandungan nutrisi Zn nya paling banyak ini bisa memperkecil resiko stunting,” katanya Kamis (23/7)
Wawan menjelaskan kegiatan tersebut bisa disinergikan dengan upaya pemerintah dalam membangun pendidikan karakter. Melalui kegiatan tersebut anak diajak untuk beraktivitas ke arah pengaplikasian ilmu sekaligus penelitian. “Sebagai orang yang mempunyai emosional dengan pendidikan, saya meminta penanaman padi bernutrisi tinggi menjadi indikator penilaian siswa,” jelasnya.
Sehingga, kata Wawan setiap anak yang berhasil menanam padi dan panen, misal dari satu butir padi itu akan menjadi puluhan butir padi. “Intinya, dengan menanam padi, anak-anak akan dapat mengamati tanaman yang mereka tanam hingga akan tumbuh rasa menghargai dan rasa syukur,” katanya.
Wawan menilai, jika kegiatan tersebut digelar secara masif di seluruh sekolah, maka bukan tidak mungkin Purwakarta akan menjadi lumbung padi yang paling bergizi di Jawa Barat. “Coba bayangkan kalau ini masif di sekolah seluruh Purwakarta, pasti beras kaya akan nutrisi dan gizi ini akan melimpah, sehingga resiko stunting di Purwakarta khususnya akan menurun,” ujarnya.
Sementara itu, Wawan berharap pihak sekolah dapat memanfaatkan UPTD pembenihan untuk di jadikan tempat atau sarana edukasi para pelajar tentang pembenihan tanaman.
“Dengan teknologi yang sekarang ini padi tidak hanya ditanam di sawah. Bisa di ember, polybag atau media apa saja bisa di halaman rumah bahkan di kamar. Bayangkan kalau gerakan ini rakyat mengikuti semua maka kita tidak perlu impor. Dan paling utama dua hal yang diselesaikan adalah swasembada pangan dan stunting,” ucapnya. (Deni)