(pelitaekspres.com) -BEKASI– Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Barat bersama mitra kerja menggelar kegiatan fasilitasi teknis Program Bangga Kencana Tahun Anggaran 2025 di Aula Desa Cibuntu, Kabupaten Bekasi, Minggu (3/8/2025).
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pembangunan keluarga serta pencegahan stunting secara holistik dan berkelanjutan.
Kegiatan dibuka oleh tokoh masyarakat Desa Cibuntu, Elih Saputra. Dalam sambutannya, Elih menekankan pentingnya pengasuhan anak sejak masa kandungan hingga dewasa untuk menghadapi bonus demografi. Ia juga mengapresiasi kehadiran BKKBN serta Anggota DPR RI, drg. Putih Sari, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut.
Anggota Komisi IX DPR RI, drg. Putih Sari, menyampaikan bahwa keluarga merupakan ujung tombak dalam mencegah stunting. Ia menegaskan pentingnya peran aktif masyarakat dalam mendukung program pemerintah, khususnya dalam 1.000 hari pertama kehidupan anak.
“Stunting memiliki dampak jangka panjang dan sulit diperbaiki jika anak sudah berusia di atas dua tahun,” tegas Putih Sari.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya peran orang tua dalam memberikan teladan serta pola pengasuhan yang tepat guna membentuk generasi berkualitas.
Selanjutnya, Wahyuniati, S.I.P., M.P.H., dari Direktorat Pendayagunaan Lembaga/Ormas BKKBN, memaparkan pentingnya perencanaan keluarga, termasuk usia ideal menikah yaitu 25 tahun untuk laki-laki dan 21 tahun untuk perempuan. Ia menekankan bahwa proses kehamilan membutuhkan dukungan penuh dari suami, termasuk pemenuhan gizi yang seimbang bagi ibu hamil.
“Perempuan yang hamil membawa dua kehidupan. Dukungan suami sangat penting, baik secara emosional maupun nutrisi,” ujarnya.
Wahyuniati juga menyoroti pentingnya audit kasus stunting serta pemberian protein hewani secara rutin bagi anak sebagai langkah preventif.
Perwakilan BKKBN Jawa Barat, Kukuh Dwi Setiawan, S.Sos., M.Si., mengungkapkan bahwa angka stunting di Jawa Barat menunjukkan penurunan. Namun, menurutnya, dibutuhkan sinergi lintas sektor agar target Indonesia Emas 2045 dapat tercapai.
“Intervensi harus menyasar remaja, calon pengantin, ibu hamil, hingga ibu menyusui. Pemerintah telah membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK) untuk mendampingi langsung keluarga sasaran,” jelas Kukuh.
Paparan terakhir disampaikan oleh Sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Bekasi, Juniardiana Rosatijawan, S.T., M.M. Ia memaparkan empat pilar penting dalam membangun keluarga berkualitas, yaitu visi berkeluarga yang benar, perencanaan usia dan kesiapan menikah, ketahanan keluarga, serta pola asuh anak yang tepat.
Kegiatan ditutup dengan sesi tanya jawab, pembagian doorprize, dan foto bersama antara narasumber dan peserta.
Melalui kegiatan ini, diharapkan sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat dapat terus diperkuat untuk menurunkan angka stunting serta mewujudkan keluarga Indonesia yang sehat, sejahtera, dan berkualitas. (DR)