Warga Desa Munjuk Sempurna Keluhkan Suara Bising serta Debu Pabrik Penggilingan Padi yang Berpotensi Ancam Kesehatan

(pelitaekspres.com) – KALIANDA- Warga dusun 5 Desa Minjuk Sempurna Kecamatan Kalianda keluhkan keberadaan Sebuah pabrik penggilingan padi tanpa papan nama yang berada ditengah-tengah perkampungan padat penduduk.

Keluhan warga setempat, selain bising, polusi akibat debu yang beterbangan dirumah-rumah warga saat melakukan aktivitas sehingga akan mengancam kesehatan, juga mengganggu istirahat warga masyarakat yang diduga tidak memiliki ijin lingkungan ini.

Dari informasi yang berhasil dikumpulkan oleh Tim media ini, debu yang berasal dari penggilingan padi selain mencemari lingkungan danengancam kesehatan ini terkesan cuek terhadap keluhan yang disampaikan oleh warga setempat.

” lingkungan ini sudah tercemar oleh Limbah penggilingan padi yang tidak ijin lingkungan ini, ” tutur El, Selasa (2/12/2025).

Hal yang sama juga disampaikan oleh Wasni (70) yang rumahnya tepat berada didepan pabrik penggilingan yang tidak mendapatkan ijin lingkungan ini,

” saat pabrik ini beraktivitas  saya sangat terganggu saat melakukan aktivitas sehari-hari, ”

Seperti ketika saya cuci baju misalnya debu dari pabrik itu beterbangan hingga keteras rumah saya ini.

Apalagi dirumah ini ada cucu saya yang masih balita, selain terganggu saat tidur, juga sampai mengalami gatak-gatal hingga memerah kulitnya. Atas kejadian itu saya mencoba melapor kedusun, hanya datang, foto-foto terus pulang tidak ada tindak lanjutnya hingga sampai saat ini,” ungkapnya.

Nenek yang berusia (70) tahun ini juga menuturkan bahwa kebisingan pabrik itu telah melampaui batas toleransi karena waktu aktivitasnya fulltime /melewati batas jam kerja, ” kalau beraktivitas (giling padi/ngopen) kadang hingga pagi hari sampai subuh, bahkan saat adzan Magrib masih tetap berlangsung aktivitasnya.

Dari informasi yang diperoleh Tim media ini bahwa pabrik penggilingan padi ini yang berada didusun 5 desa Munjuk Sempurna Kecamatan Kalianda ini sudah lama mendapatkan protes dari warga setempat, namun hingga saat ini belum ada tindak lanjut dari pihak-pihak terkait.

” Sudah beberapa kali kami tegur pemilik pabrik ini, bahkan sudah pernah berkumpul untuk menyepakati bersama dan tanda tangan agar pabrik yang berada dipemukiman warga ini ditutup, tapi hingga saat ini belum ada hasilnya/tindakan dari pihak-pihak terkait. Oleh karena itu kami berharap agar pemerintah daerah dan wakil rakyat (DPRD Lamsel)  dapat mengambil sikap tegas atas permasalahan ini, ” pungkasnya. (Cak Ton)