Wabinar Literasi Digital : Kemajuan Teknologi, Musibah atau Anugerah?

(pelitaekspres.com) –  YAPEN – Presiden Jokowi, melalui Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika menyelenggarakan kegiatan Webinar Indonesia Makin Cakap Digital di Wilayah Sumatera di 77 Kab/Kota dari Aceh hingga Lampung. Tujuannya untuk mencapai target 50 juta masyarakat Indonesia untuk mendapatkan Literasi di bidang Digital hingga 2024. Kecakapan Digital, Keamanan Digital, Etika Digital dan Budaya Digital merupakan 4 (empat) pilar yang diberikan dalam kegiatan webinar Literasi Digital tahun 2021.

Gubernur Provinsi Sumatera H. Edy Rahmayadi Utara dalam Webinar dengan tema besar Kemajuan Teknologi: Musibah Atau Anugerah? yang dipaparkan oleh para nara sumber Nasional dan Lokal yang mempunyai kompetensi di bidangnya serta seorang Key Opinion Leader yang memberikan sharing session di akhir webinar dengan begitu menarik.

Raseno Arya, SE., MM – Asdep Personal Kemenpar 2015-2018 dan Pemerhati Pariwisata, dalam pemaparan materinya mengatakan media social saat ini mempengaruhi hampir seluruh aktifitas setiap orang terutama yang beraktifitas dengan menggunakan teknologi digital, kegiatan Webinar dengan tema besar Kemajuan Teknologi: Musibah Atau Anugerah ini dilakukan Sabtu, 20/11/2021 via Virtual dengan peserta dari seluruh wilayah Indonesia.

Urainya bahwa media sosial merupakan sarana yang sudah menjadi ketergantungan setiap orang sehingga perlu cerdas menggunakannya dalam menunjang setiap aktifitas. Pasti dalam penggunaan akan ada dampak positif dan negatif sehingga perlu diatur dan dimanfaatkan secara baik demi kebutuhan pribadi si pengguna itu.

Dilanjutkan narasumber lain Hesty Maureen, S.T., MEng – dari Founder & Principal Paris Dela Mode Fashion School mengatakan bahwa bahaya rekam jejak digital, meliputi phising, digital exposure, serta reputasi professional. Cara mengelola jejak digital, antara lain hindari penyebaran data-data penting, pesannya.

Pintanya selaku pengguna teknologi maka buatlah password yang kuat dan ganti secara berkala, tidak mengunggah sesuatu secara personal, gunakan layanan pelindung data pada device, serta cari nama sendiri di google, semuanya demi kenyamanan pengguna.

Dr. Aremi Evanta Br. Tarigan, SP., MPd., MAk., CJAT – Dosen pada beberapa perguruan tinggi antara lain di UNPRI, USU, PWBI dan STT MWC selaku narasumber berikut mengatakan dalam pemaparan materi dengan judul Media Sosial Sebagai Sarana Meningkatkan Demokrasi dan Toleransi.

Dalam kesempatan tersebut, Doktor Aremi mengatakan bahwa Media sosial adalah sarana sosial dalam melakukan interaksi, hubungan sosial, dan komunikasi dengan menggunakan jaringan atau sarana internet pada komunitas tertentu. Diuraikan juga tentang Toleransi menurut Dr. Aremi Evanta adalah Perilaku atau sikap manusia yang tidak menyimpang dari aturan, dimana seseorang menghormati atau menghargai setiap tindakan yang dilakukan orang lain.

Kata Doktor Aremi bahwa guna meningkatkan demokrasi dan toleransi, maka perlu sikap rakyat dengan kemampuan berpikir kritis dan Pemecahan Masalah, Kolaborasi dan Kepemimpinan, Ketangkasan dan Kemampuan Beradaptasi, Inisiatif dan Berjiwa Entrepreneur, Mampu Berkomunikasi Efektif baik secara oral maupun tertulis, mengakses dan menganalisis informasi, serta memiliki rasa ingin tahu dan imajinasi, urai Doktor Aremi.

Media sosial memiliki peran yang penting dalam pelaksanaan demokrasi dan toleransi di Indonesia. Media sosial dapat membuat masyarakat semakin terbuka akan kinerja pemerintah dan mampu menyampaikan pendapatnya melalui media sosial yang semakin mudah diakses oleh seluruh kalangan masyarakat.

Media sosial mempunyai kontribusi yang positif dan negatif. dalam kontribusi negatif yaitu berkaitan dengan informasi hoax. Agar dapat memberikan kontribusi yang positif maka setiap masyarakat harus menyaring informasi yang didapat atau tidak gampang terbujuk kamuflase berita-berita palsu yang menyesatkan.

Penyalahgunaan media sosial dapat merubah prinsip-prinsip demokrasi dan toleransi Indonesia. Penyimpangan media sosial dan banyaknya hoax akan mempengaruhi jalannya demokrasi dan toleransi di Indonesia.

Mastiur Verawaty Silalahi, S.Pd., M.Pd – Dosen Prodi Pendidikan Biologi Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar yang juga dihadirkan panitia sebagai pembicara pada topic Digital Konten The Dos and Donts of Publising, menjelaskan bahwa Literasi Digital adalah kecakapan menggunakan media digital dengan beretika dan bertanggungjawab untuk memperoleh informasi dalam komunikasi.

Menurut Dosen Biologi pada Universitas HKBP Nomensen ini bahwa perkembangan teknologi adalah inovasi yang terjadi dari masa ke masa kearah yang lebih cepat dan canggih. Perkembangan hingga saat ini banyak variasi dari sarana komunikasi yang tadinya masih sederhana, namun saat ini lebih canggih dan mudah dalam pengoperasiannya.

Selain itu, kata Mastiur bahwa banyak manfaat perkembangan teknologi, meliputi menghemat waktu, lebih hemat biaya, memperluas jaringan, belajar lebih cepat dan efisien, memperoleh informasi terkini dengan cepat, membuat keputusan yang lebih baik, memperkaya ketarampilan, serta ramah lingkungan.

Dijelaskan juga bahwa selain banyak manfaat kemajuan teknologi saat, namun perlu juga memperhatikan etika dalam penggunaan teknologi itu sendiri, antara lain menggunakan fasilitas teknologi informasi untuk melakukan hal yang bermanfaat, tidak memasuki sistem informasi orang lain secara illegal.

Juga ditambahkan bahwa jangan juga memberikan user ID dan password kepada orang lain untuk masuk ke dalam sistem, serta tidak mengganggu atau merusak sistem informasi orang lain dengan cara apapun, urainya.

Webinar diakhiri dengan key opinion leader, oleh Ridzky Surya sebagai Public Figure

yang memberikan sharing session mengatakan, kita sangat dimudahkan dengan adanya kemajuan teknologi. Segala sesuatunya bisa kita dapatkan dengan mudah dan cepat, tapi kita juga harus menggunakan teknologi ini dengan baik dan benar. Hal ini agar tidak merugikan diri kita sendiri jika kita tidak menggunakannnya secara tepat.

Urai Ridzky Surya bahwa mengenai ruang digital dapat menjadi musibah maupun anugerah, tergantung penggunanya. Gunakan media sosial secara bertanggung jawab dengan cara membuat konten yang positif dan bermanfaat serta menyaring informasi yang beredar di ruang digital. Jangan sampai masyarakat kemakan hoax dan menjadi pelaku yang ikut menyebarkan berita hoax tersebut. (Ed. Zack).

Tinggalkan Balasan