Unila Gelar Workshop Pengelolaan RSPTN dan Pengembangan Sumber Daya Universitas

(pelitaekspres.com) -BANDAR LAMPUNG – Universitas Lampung (Unila) gelar Workshop Pengelolaan RSPTN dan Pengembangan Sumber Daya Unila, pada Senin, 20 Oktober 2025. Kegiatan berlangsung pukul 11.00 wib di ruang sidang lantai dua, Gedung Rektorat Unila.

Acara dihadiri Rektor Unila Prof. Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A., IPM., ASEAN Eng., Direktur Sumber Daya Dirjen Diktisaintek, Prof. Dr. Sri Suning Kusumawardani, S.T., M.T., Wakil Rektor I, Prof. Dr. Eng. Suripto Dwi Yuwono, S.Si., M.T., dan Wakil Rektor II, Dr. Habibullah Jimad, S.E., M.Si.

Turut hadir Ketua Senat, Ketua SPI, para Dekan Fakultas dan Direktur Pascasarjana, Kepala Biro, Kepala Lembaga, serta sivitas akademika Unila.

Workshop dibuka resmi Rektor Unila. Ia dalam sambutannya menekankan pentingnya tata kelola universitas yang tidak hanya berfungsi sebagai pusat layanan kesehatan, tetapi juga sebagai wahana pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

“RSPTN merupakan bagian strategis dari tata kelola universitas yang telah lama dinantikan sejak tahun 2010. Kami berharap pembangunan ini dapat diselesaikan pada tahun 2026,” ujar Rektor Unila.

Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan PIU-HETI Project RSPTN dan IRC Unila oleh PIU Manager, Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., yang memaparkan perkembangan Loan Agreement yang telah diperoleh Unila hingga detail rencana pembangunan Rumah sakit Perguruan Tinggi dan (RSPTN) dan Pusat Penelitian terpadu (IRC).

“Hingga saat ini, progres pembangunan RSPTN dan IRC Universitas Lampung telah mencapai 74,58%,” ujar Prof. Dr. Satria.

Memasuki acara inti, materi workshop disampaikan langsung Prof. Dr. Sri Suning Kusumawardani, S.T., M.T., dengan tema “Diktisaintek Berdampak: Penguatan Tata Kelola RSPTN”.

Prof. Sri Suning dalam paparannya menjelaskan, pendidikan tinggi harus berorientasi pada peningkatan akses, mutu, relevansi, dan dampak sesuai dengan misi Asta Cita. Sistem Kesehatan Akademik menjadi salah satu program strategis dalam upaya mewujudkan Diktisaintek Berdampak.

“Seperti kita ketahui bersama, melalui Diktisaintek Berdampak tentu kita perlu mengubah cara transformasi dari paradigma konvensional menjadi paradigma transformasional, di mana kita fokuskan pada kontribusi pendidikan tinggi kita,” ujarnya.

Lebih lanjut, RSPTN dapat bertransformasi menjadi rumah sakit pendidikan utama yang unggul, modern, dan berdaya saing, guna mendukung pencapaian misi Asta Cita.

Selain itu, kebijakan transformatif terkait pendidikan tenaga medis dan tenaga kesehatan, termasuk pembaruan Standar Nasional Pendidikan Kedokteran, kini diselaraskan dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi serta standar global World Federation for Medical Education (WFME) untuk memastikan mutu dan relevansi pendidikan kedokteran di Indonesia tetap kompetitif secara internasional.

Kegiatan ini diharapkan dapat memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif mengenai kebijakan nasional serta praktik terbaik dalam pengelolaan SDM di lingkungan perguruan tinggi.

 

Tinggalkan Balasan