(pelitaekspres.com) –BANDAR LAMPUNG – Persaingan hibah penelitian dan pengabdian kepada masyarakat kian kompetitif. Menjawab tantangan tersebut, Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) menggelar Coaching Clinic Penyusunan Proposal Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Selasa (16/12/25), bertempat di Gedung Pascasarjana Lantai 2 IIB Darmajaya.
Kegiatan ini tidak sekadar menjadi ajang pelatihan teknis, tetapi dirancang sebagai langkah strategis untuk meningkatkan peluang dosen IIB Darmajaya agar mampu menembus hibah pendanaan Program Penelitian Tahun Pelaksanaan 2026 dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan, Teknologi (Kemdiktisaintek) Republik Indonesia.
Acara dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Akademik IIB Darmajaya, Dr. Sutedi, S.Kom., M.T.I., didampingi Kepala LPPM IIB Darmajaya, Dr. Sri Lestari, S.Kom., M.Cs. Dalam sambutannya, Dr. Sutedi menegaskan bahwa kekuatan proposal tidak hanya terletak pada ide besar, tetapi juga pada ketepatan strategi penyusunan.
“Banyak proposal gugur bukan karena idenya lemah, melainkan karena tidak sesuai dengan panduan serta kurang tajam dalam menyampaikan kontribusi dan luaran. Coaching clinic ini hadir untuk menjawab persoalan tersebut,” tegasnya.
Untuk mengupas strategi penyusunan proposal yang berpeluang lolos pendanaan, LPPM menghadirkan dua narasumber kompeten. Prof. Ir. Suhendro Yusuf Irianto, M.Kom., Ph.D. dari IIB Darmajaya memaparkan secara rinci penyusunan proposal penelitian, mulai dari aspek kebaruan riset hingga penguatan metodologi.
“Proposal penelitian harus patuh pada panduan dan memiliki alur yang jelas. Ketika struktur, metodologi, dan luaran dirancang secara tepat, peluang lolos hibah akan semakin besar,” jelasnya.
Sementara itu, materi pengabdian kepada masyarakat disampaikan oleh Prof. Dr. Dyah Indriyana K., S.T., M.Sc. dari Universitas Lampung. Ia menekankan bahwa proposal pengabdian yang kuat selalu berangkat dari persoalan nyata di lapangan.
“Judul harus menarik, di sisi lain substansi proposal tetap harus mampu menjawab kebutuhan masyarakat dan mitra. Dampak program serta keberlanjutan kegiatan menjadi kunci utama dalam penilaian hibah,” ungkapnya.
Kepala LPPM IIB Darmajaya, Dr. Sri Lestari, menyebut kegiatan ini sebagai bagian dari komitmen institusi dalam meningkatkan kualitas proposal dosen sekaligus memperkuat daya saing di tingkat nasional.
Melalui coaching clinic ini, IIB Darmajaya optimistis para dosen tidak hanya siap mengajukan proposal, tetapi juga mampu bersaing dan menorehkan prestasi melalui hibah pendanaan Program Penelitian Tahun Pelaksanaan 2026 Kemdiktisaintek RI, serta menghasilkan riset dan pengabdian yang berdampak nyata bagi masyarakat.(**)


