(pelitaekspres.com) – SERUI – Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) di Tanah Papua merayakan hari ulang tahun ke-77 yang dipusatkan di Jemaat GPdI Silo Yapan – Matembu, Kabupaten Kepulauan Yapen, Selasa (30/9/2025). Perayaan syukur ini dihadiri ratusan jemaat, hamba Tuhan, dan perwakilan pemerintah daerah.
Perayaan syukur digelar oleh Majelis Wilayah Yapen Selatan dan Majelis Wilayah Anotaurei GPdI, dengan tema dari Kitab Mikha 6:8 “Act Justly, Love Mercy, Walk Humbly”.
Hadir dalam ibadah syukur ini, Ketua Majelis Daerah GPdI Papua, Pdt. Timotius Dawir, bersama jajaran Majelis Daerah di antaranya Biro Penatalayanan Jemaat Pdt. Roi Palunga, Penasehat MD Pdt. Lukas Takanyuai, Ketua MW Yapen Selatan Pdt. Hendrik Koyari, Ketua MW Anotaurei Pdt. Alfius Warmetan.
Dari unsur pemerintah, hadir Asisten II Sekda Kepulauan Yapen, Oktovianus Ayorbaba mewakili Bupati Benyamin Arisoy, Kepala Kesbangpol Sonny Arnod Woria, perwakilan Kementerian Agama Serui, Pemerintah Kampung Yapan, serta jajaran Humas Setda.
Ibadah diawali dengan doa pembukaan oleh Pdt. Alfius Warmetan. Suasana penuh sukacita tampak sejak awal jemaat memuji dan menyembah Tuhan, dipimpin oleh worship leader Pdp. Ruth Rumbiak.
Dalam firman pengantar, Pdt. Lukas Takanyuai kembali mengenang gerakan Api Pantekosta dari Amerika dan Indonesia hingga tiba di Papua dan bertumbuh di Kepulauan Yapen. “Generasi pertama telah meletakkan dasar iman, kini kita melanjutkan pelayanan itu,” ucapnya.
Pemberitaan firman utama disampaikan oleh Pdt. Timotius Dawir, Gembala Jemaat GPdI El Shaddai Iman Doa, dengan ayat pokok Mikha 6:8.
Ia menegaskan bahwa gereja hadir di Tanah Papua karena ada manusia Papua yang membutuhkan keselamatan. “Firman Allah tidak diberikan kepada hewan atau makhluk lain, tetapi kepada manusia. Karena itu, gereja hadir untuk mengajar, membimbing, dan meluruskan jalan umat supaya tetap hidup benar di hadapan Tuhan,” ungkapnya.
Pdt. Dawir menekankan ada tiga hal yang Tuhan tuntut, tetapi sering disimpangi manusia: berlaku adil, mengasihi kesetiaan, dan hidup rendah hati. “Gereja adalah benteng terakhir. Di luar gereja banyak hal yang tidak benar, karena itu injil harus terus diberitakan setiap waktu. Gereja hadir agar umat tahu apa yang Tuhan mau, mengerti hukum, ketetapan, dan perintah-Nya,” tegasnya sambil mengutip Roma 9, 1 Samuel 12:23, dan Nehemia 9:13.
Ia menutup khotbah dengan ajakan agar jemaat tetap setia. “Kita diajar supaya jalan kita lurus, baik, dan benar. Selama 77 tahun Tuhan sudah pelihara GPdI di Tanah Papua. Mari terus berjalan dalam jalan Tuhan sampai kedatangan Kristus yang kedua,” pungkasnya.
Dalam sambutan mewakili Majelis Daerah GPdI Papua, Pdt. Roi Palunga menegaskan pentingnya introspeksi diri seluruh hamba Tuhan dan jemaat.
“Lewat ulang tahun ke-77 ini mari kita merenung: sudahkah kita setia melayani Tuhan dengan sepenuh hati, atau sekadar menjalankan rutinitas? Tuhan sudah memelihara gereja ini dari generasi pertama sampai sekarang. Tantangan memang ada, tetapi bersama Yesus kita cakap melakukan segala perkara,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan agar semua hamba Tuhan saling menopang, bukan saling menyikut. “Kita ini tim sukses kerajaan surga. Tujuan kita satu: membawa sebanyak mungkin jiwa masuk surga. Mari kita terus melayani dengan rendah hati, sehingga GPdI di Tanah Papua semakin sukses dan tetap menjadi terang Injil hingga kedatangan Tuhan yang kedua kali,” tandasnya.
Mewakili Bupati Kepulauan Yapen, Asisten II Sekda Oktovianus Ayorbaba menyampaikan apresiasi atas peran GPdI.
“Selama 77 tahun, GPdI telah hadir, bertumbuh, dan berbuah dalam pelayanan. Gereja menjadi mitra strategis pemerintah dalam membangun iman, karakter, dan kasih terhadap sesama. Tema tahun ini hendaknya menginspirasi kita semua untuk memperkokoh persatuan jemaat, memperkuat iman, serta membentuk generasi muda yang siap menghadapi tantangan zaman,” ujarnya.
Ibadah syukur ditutup dengan doa bersama, pemotongan kue, dan penyalaan lilin ke-77 sebagai simbol bahwa kobaran Api Pantekosta tetap menyala hingga Maranatha.(GM)