Sempat Ditutup, Rawa Malang Kini Ramai Lagi — Wali Kota Jakut Tutup Mata?

(pelitaekspres.com)  –JAKUT –  Namanya Santi, sebut  saja demikian. Dari pengakuannya gadis asal Sukabumi, Jawa Barat ini mengaku  berusia 19 menuju 20 tahun. Namun dari fisiknya, Santi masih terlihat belia  atau remaja kisaran umur  15 – 17 tahun.  Di kafe  tempatnya bekerja ,  Santi terbilang masih ‘junior’ atau penghuni baru, belum genap 6 bulan.

Sekitar 4 bulan lalu Santi resmi bergabung di salah satu kafe di antara banyak kafe  yang ada di sepanjang Jalan  Inspeksi Cakung Drain, Cilincing, Jakarta Utara. Warga sekitar mengenalnya sebagai kawasan Rawa Malang. Di tempat itu gadis berkulit putih bersih ini  ditugaskan  pemilik kafe sebagai pendamping tamu yang singgah di kafe tersebut.

Kafe di tempat Santi bekerja  lebih  mirip tempat hiburan malam (THM) lantaran tamu yang datang tidak hanya sekedar menghabiskan malam dengan menenggak minuman keras (miras) sambil  menikmati fasilitas karaoke  yang disediakan kafe. Kehadiran Santi dan kawan kawan lah yang lebih menjadi daya tarik kaum pria hidung belang untuk mendatangi sejumlah kafe di kawasan Rawa Malang.

“Tergantung keinginan tamu juga sih , kalau mereka mau ditemani lebih lanjut  tinggal kesepakatan harga saja. Tapi ada juga kok tamu yang datang  ke sini hanya ingin minum dan bernyanyi,” tutur  Santi yang malam itu mengenakan dres ketat hitam dan bawahan rok mini pendek saat ditemui Sabtu (6/9/2025) malam.

Santi  mengaku  malam itu dirinya sudah melayani 3  pria hidung belang  sebelum menjelang tengah malam dengan durasi pendek (short time). Seperti biasa, setiap malam akhir pekan kawasan Rawa Malang ramai dikunjungi.  “Biasanya kalau malam minggu  kaya sekarang  bisa ada 5 tamu mas,” tutur Santi sambil menyebut angka Rp300 ribu , tarif pasaran sekali kencan dengan durasi short time.

Santi  tidak sendirian, terdapat puluhan wanita pekerja di kafe itu yang berprofesi seperti dirinya. “Dari  tarif Rp300 ribu, saya dapet separuhnya sisanya buat kafe dan mami,” papar , gadis rekan Santi  yang duduk di sebelahnya.

Sempat  Ditutup

Kawasan Rawa Malang yang identik dengan lokalisasi prostitusi sempat ditutup oleh pemerintah daerah setempat  September 2022 lalu.  Penetiban penutupan permanen saat itu dipicu kasus kriminalitas perkosaan yang terjadi di hutan kota tak jauh dari lokalisasi tersebut.

Saat itu, ada sekitar 10  warung atau kafe remang remang ditutup petugas dan sebanyak 30 wanita pekerja seks komersik (PSK)  dipulangkan ke kampong halaman masing masing.

Ketika itu Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria memastikan bahwa Pemprov DKI Jakarta akan menutup lokalisasi Rawa Malang, Cilincing.. Riza menyampaikan itu merespons desakan warga untuk menutup tempat prostitusi yang lokasinya dekat dengan tempat pemerkosaan P (13) di Hutan Kota pada 1 September 2022.”Pasti, pasti semua (lokalisasi) akan (ditertibkan),” kata Ariza .

Kini , Rawa Malang kembali berdenyut . Lampu warna warni dengan iringan musk berirama cepat  menghias dan terdengar dari deretan kafe di kawasan tersebut. Sementara di depan kafe , barisan wanita dengan balutan pakaian menggoda , duduk dan berjejer menanti  pria yang haus cinta sesaat untuk mempir. Gemerlap Rawa Malang memang tak pernah padam.(*)

Tinggalkan Balasan