(pelitaekspres.com) –SERUI — Di balik angka-angka statistik tentang AIDS, Tuberkulosis (TB), dan Malaria, ada wajah-wajah nyata masyarakat yang berjuang melawan ancaman tiga penyakit menular itu. Bagi Kabupaten Kepulauan Yapen, pencegahan dan pengendalian penyakit ini bukan sekadar program, tetapi menjadi misi bersama yang menuntut kolaborasi lintas sektor.
Itulah semangat yang menggerakkan Pertemuan Penguatan Forum Kemitraan Lintas Sektor CSR, Dana Desa, dan Non-Pemerintah untuk Pencegahan dan Pengendalian AIDS, TB, dan Malaria (ATM) Tahun 2025 yang berlangsung di Gedung Silas Papare, Selasa (16/07).
Dibuka oleh Sekretaris Daerah Erny R. Tania, S.IP, mewakili Bupati Kepulauan Yapen, pertemuan ini mempertemukan berbagai unsur — mulai dari pemerintah daerah, Dinas Kesehatan, Bappeda, Dinas Tenaga Kerja, RSUD Serui, DPMK, BAZNAS, Klasis GKI Yapen Selatan, Telkom Serui, perbankan, hingga 13 Kepala Kampung dan Tim Pendamping Kampung.
Dalam sambutannya, Bupati Benyamin Arisoy, SE., M.Si, yang dibacakan oleh Sekda, menegaskan bahwa forum ini adalah wadah memperkuat komitmen dan sinergi dalam menangani AIDS, TB, dan Malaria di Kepulauan Yapen.
“Masalah kesehatan yang bersifat menular tidak bisa ditangani oleh pemerintah saja. Ini menjadi tanggung jawab kita bersama. Setiap unsur — pemerintah, swasta, dan masyarakat — memiliki peran dalam pencegahan dan pengendalian tiga penyakit ini,” pesan Bupati.
Tidak hanya itu, Bupati juga mengajak seluruh kepala kampung untuk serius mengarahkan Dana Desa sebagai bagian dari upaya penanggulangan penyakit menular di wilayahnya. Melalui alokasi yang tepat sasaran, Dana Desa diharapkan bisa langsung menyentuh kebutuhan masyarakat, terutama di sektor kesehatan.
Sementara itu, dalam laporan yang disampaikan olehLaporan ketua Panitia Drs. Taji Ganyang Butarbutar, M.Kes, mewakili Adinkes Papua, disebutkan bahwa Adinkes secara nasional telah menindaklanjuti pertemuan sebelumnya bersama Bappeda. Hasilnya, telah dirumuskan rencana anggaran berbasis data, langkah-langkah revitalisasi forum, serta komitmen bersama yang dituangkan dalam dokumen tertulis.
Pertemuan ini bukan sekadar seremonial. Hasil yang diharapkan sangat nyata:
- Adanya surat pernyataan kesepakatan bersama di semua tingkatan — kabupaten, distrik, hingga kampung
- Terbitnya SK Bupati yang mengatur Forum Dukungan Dana Desa dan CSR
- Dukungan dana konvergensi dari OPD sektor kesehatan dan non-kesehatan
- Pemanfaatan Dana Desa secara nyata untuk eliminasi AIDS, TB, dan Malaria
Di tengah semangat kolaborasi itu, satu hal menjadi pegangan: upaya kesehatan tidak bisa berjalan sendiri. Sinergi lintas sektor di Yapen menjadi contoh bahwa ketika semua bergerak dalam satu barisan, tantangan sebesar apa pun dapat dihadapi bersama.
Karena sesungguhnya, kesehatan masyarakat bukan hanya tanggung jawab satu pihak — tetapi tugas bersama kita semua.