(pelitaekspres.com) -BANDARLAMPUNG – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung menggelar kegiatan Festival dan Jambore Literasi Tahun 2022. Kegiatan ini diselenggarakan selama dua hari pada tanggal 20 dan 21 Juli 2022, di PKOR Way Halim.
Mengusung tema “Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial dalam Meningkatkan Generasi yang Inovatif, Kreatif untuk Kesejahteraan Masyarakat Menuju Lampung Berjaya”, kegiatan perdana yang diselenggarakan Pemprov Lampung ini menghadirkan sejumlah tokoh sebagai pemateri.
Diantaranya Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Nasional RI, Drs. Deni Kurniadi, M.Hum; Bunda Literasi Provinsi Lampung, Riana Sari Arinal; Rektor UMITRA Lampung, Dr. Hj. Armalia Reny Madrie, AS, S.P.,MM; dan Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Muhammad Abdul Khak.
Dalam kesempatan tersebut, Rektor UMITRA Lampung, Dr. Hj. Armalia Reny Madrie, AS, S.P.,MM menyampaikan materi terkait Peran dan Fungsi Perguruan Tinggi dalam meningkatkan generasi yang inovatif dan kreatif.
Pembina Teknis Literasi provinsi Lampung ini mengatakan secara umum, peran dan fungsi perguruan tinggi membangun bangsa dan generasi muda yang kreatif dan inovatif adalah melalui konsep Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terdiri dari 3 poin. Yaitu, Pendidikan dan Pengajaran; Penelitian dan Pengembangan; dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
“Tri Dharma Perguraan Tinggi adalah tanggung jawab semua elemen yang terdapat di Perguruan Tinggi. Bukan hanya mahasiswa, melainkan dosen, dan berbagai sivitas akademika yang terlibat,”katanya.
Secara jelas, Bunda Reny sapaan akrabnya menjabarkan, penerapan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam Pendidikan dan Pengajaran yakni dengan mewujudkan suasana belajar mengajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri.
Termasuk juga mewujudkan kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri dan kepribadian. Mewujudkan kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
“Dari sisi Research and Development (penelitian dan pengembangan, red), juga harus dilakukan oleh bangsa ini jika ingin maju dan berkembang, tujuannya yakni untuk menghasilkan SDM yang cerdas, kritis dan kreatif,” tambahnya.
Di samping itu, kultur penelitian dan pengembangan teknologi serta inovasi baru akan menghasilkan produk-produk baru yang mutakhir.
“Hal ini juga akan berdampak pada majunya ekonomi, pendidikan, sosial, dan sektor-sektor lainnya di masyarakat,” sambungnya.
Lebih jauh Koordinator Global Surya Islamic School ini mengatakan, generasi muda di kampus pada umumnya merupakan insan yang terbiasa untuk membuat penelitian, laporan, melaksanakan tugas sesuai dengan ilmu yang dipahami, dan bukan hanya asal-asalan atau sekedar mengikuti kebiasaan saja.
Sebab kedepannya generasi muda ini diharapkan menjadi agent of change, Social Control, dan pemimpin masa depan yang mampu memecahkan masalah.
“Generasi muda ini yang diharapkan menjadi orang-orang penuh keahlian yang mampu memberikan solusi atas berbagai masalah. Keahlian penelitian dan pengembangan akan membantu mahasiswa menjadi generasi yang berprestasi, kreatif dan inovatif,”ujarnya.
Bunda Reny mengatakan, Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dicanangkan Kemenristek & Dikti, bertujuan untuk mendorong generasi muda untuk menguasai berbagai keilmuan untuk bekal memasuki dunia kerja.
Praktek kerja lapangan yang dilakukan mahasiswa juga merupakan bagian dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan kemampuan, Kreatifitas dan inovasi lapangan.
Dalam Undang-Undang pendidikan tinggi juga telah dijelaskan, bahwa pengabdian kepada masyarakat merupakan kegiatan sivitas akademika yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memajukan kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Mahasiswa dan generasi muda adalah harapan besar bangsa ini dan diharapkan mampu tumbuh, berkembang, dan menjadi harapan masa depan bangsa. Oleh karenanya, peran kampus adalah bagaimana mengaplikasikan Tri Darma Perguruan tinggi kepada mahasiswa agar berkembang menjadi generasi berprestasi, kreatif dan inovatif,”ujarnya.
Dalam kaitan literasi, peran perguruan tinggi bersama bunda literasi baik ditingkat pemprov maupun kabupaten/kota dapat menjadi katalisator, motivator, inspirator dan role model untuk menumbuhkan dan meningkatkan budaya literasi di kalangan masyarakat.
“Implementasi pengabdian masyarakat salah satunya diwujudkan secara nyata dalam bentuk dukungan tenaga ahli dari perguruan tinggi ke daerah, baik kabupaten/kota yang memerlukan pengembangan atau penguatan 6 dimensi literasi yaitu literasi baca-menulis, numerik, sains, finansial, digital, budaya dan kewargaan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,”pungkasnya. (rls/*)