(pelitaekspres.com) –LAMPUNG- Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung mencatat deflasi month-to-month (m-to-m) sebesar 0,58 persen pada Mei 2025. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada bulan yang sama tahun sebelumnya (Mei 2024) yang tercatat inflasi sebesar 0,08 persen. Deflasi ini terutama dipengaruhi oleh penurunan harga pada beberapa kelompok pengeluaran, yang menahan laju inflasi secara umum pada bulan Mei 2025.
Statistisi Ahli Madya BPS Provinsi Lampung, Muhammad Ilham Salam menyampaikan, “Pada Mei 2025, terjadi inflasi year on year (y-on-y) Provinsi Lampung sebesar 2,12 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 109,71.” Tuturnya dalam siaran rilis resmi BPS Provinsi Lampung pada Senin (2/6).
Ia menjelaskan berdasarkan kelompok pengeluaran, deflasi terdalam tercatat pada kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, dengan deflasi sebesar 1,57 persen dan andil sebesar 0,54 persen. Inflasi tertinggi terjadi pada Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya, dengan inflasi sebesar 0,65 persen. Namun, kelompok Transportasi memberikan andil inflasi tertinggi sebesar 0,05 persen.
Komoditas yang memberikan andil inflasi secara bulanan (m-to-m) antara lain: angkutan udara (0,03 persen), tarif pulsa ponsel (0,02 persen), jeruk (0,02 persen), mobil (0,02 persen), dan kopi bubuk (0,02 persen). Sebaliknya, lima komoditas utama yang menahan laju inflasi secara umum adalah bawang merah dengan andil deflasi tertinggi (0,25 persen), diikuti oleh bawang putih (0,13 persen), cabai merah (0,11 persen), cabai rawit (0,08 persen), dan obat gosok (0,03 persen). “Tingginya andil deflasi komoditas-komoditas ini yang memicu terjadinya deflasi secara umum pada bulan Mei 2025,” ujar Muhammad Ilham Salam.
Secara tahunan (year-on-year/y-on-y), Provinsi Lampung mengalami inflasi sebesar 2,12 persen pada Mei 2025. Angka ini menunjukkan bahwa harga barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan sebesar 2,12 persen jika dibandingkan dengan bulan Mei tahun sebelumnya. Meskipun demikian, angka ini masih lebih rendah jika dibandingkan dengan inflasi pada bulan yang sama tahun 2024, yang tercatat sebesar 3,09 persen.
Berdasarkan kelompok pengeluaran y-on-y, kelompok Rekreasi, Olahraga, dan Budaya mencatat inflasi tertinggi sebesar 6,47 persen, namun kontribusinya terhadap inflasi umum relatif rendah. Sementara itu, kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau memiliki inflasi sebesar 2,67 persen dan memberikan andil inflasi terbesar sebesar 0,90 persen. Sebaliknya, kelompok Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan mengalami deflasi terbesar sebesar 0,77 persen, dengan andil deflasi 0,04 persen.
Pada Mei 2025, lima komoditas tertinggi yang memberikan andil inflasi y-on-y adalah emas perhiasan (0,33 persen), beras (0,33 persen), akademi/perguruan tinggi (0,26 persen), kopi bubuk (0,22 persen), dan sigaret kretek mesin (0,16 persen). Sebaliknya, lima komoditas yang menahan laju inflasi atau mengalami deflasi adalah bawang merah (0,17 persen), tomat (0,08 persen), telur ayam ras (0,08 persen), daging ayam ras (0,06 persen), dan jeruk (0,05 persen).
Berikutnya BPS Provinsi Lampung juga mencatat inflasi di empat Kabupaten/Kota cakupan IHK yang diamati, inflasi y-on-y tertinggi pada Mei 2025 terjadi di Kabupaten Lampung Timur sebesar 2,24 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 112,44. Sementara itu, inflasi terendah tercatat di Kota Metro sebesar 1,87 persen dengan IHK sebesar 107,39.
Untuk deflasi m-to-m, Kabupaten Mesuji mengalami deflasi terdalam yaitu sebesar 0,85 persen, dengan IHK sebesar 113,20. Deflasi terendah pada m-to-m terjadi di Kota Bandar Lampung, dengan deflasi sebesar 0,51 persen, dengan IHK sebesar 108,35.