Penulis :Dr. dr. Endang Budiati,M.Kes (Dosen Magister Kesehatan Masyarakat UMITRA) drg. Ira Bariyah (Mahasiswa Magister Kesehatan Masyarakat UMITRA)
(pelitaekspres.com) –BANDARLAMPUNG-
A.Pendahulan
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, sebab kesehatan gigi dan mulut akan mempengaruhi kesehatan tubuh. Keberadaan penyakit gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan umum, walaupun tidak menyebabkan kematian secara langsung. Masalah penyakit gigi dan mulut yang masih sering terjadi di Indonesia salah satunya adalah karies gigi. Karies gigi dapat menyerang seluruh lapisan pasien dalam semua kelompok umur tanpa memandang jenis kelamin dan status sosial.
Gigi merupakan salah satu bagian tubuh yang berfungsi untuk mengunyah, berbicara dan mempertahankan bentuk muka. Mengingat kegunaannya yang sangat penting maka perlu untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut agar gigi dapat bertahan lama dalam rongga mulut. Menjaga kebersihan gigi dan mulut sangatlah penting, karena menjaga agar mulut tetap bersih, mencegah infeksi pada rongga mulut, serta untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Riskesdas 2018 menyebutkan bahwa 21 dari 34 propinsi di Indonesia, penduduknya mengalami masalah gigi dan mulut di atas rerata. Secara nasional, anak usia 5 (lima) tahun memiliki rerata 8 (delapan) gigi rusak. Penduduk usia 65 tahun keatas memiliki 16-17 gigi yang rusak atau bahkan sudah dicabut karena rusak. Hanya 2,8% dari penduduk Indonesia berusia 3 (tiga) tahun ke atas yang sudah memiliki perilaku menyikat gigi dua kali sehari pada waktu yang benar (pagi dan malam). Target kesehatan gigi yang dicanangkan oleh WHO menyebutkan Global Goals for Oral Health 2020 menyoroti aspek yang luas dari kepenyakitan gigi mulut. Dalam satu tahun mendatang, yang ingin dicapai adalah berkurangnya dampak penyakit gigi mulut dengan penekanan pada promosi kesehatan gigi dan mengurangi beban penyakit gigi mulut di masyarakat, dengan cara early diagnosis (melakukan diagnosa lebih awal), pencegahan dan manajemen efektif penyakit sistemik.
Prevalensi penduduk provinsi Lampung yang mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut 15,3%. hal tersebut menunjukan bahwa masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan gigi dan mulut. Kebiasaan menggosok gigi setiap hari masyarakat Lampung 96,1%, tetapi yang menyikat gigi dengan benar hanya 0,4%. Angka tersebut masih dibawah rata rata nasional yaitu 2,3 %.
B.Gambaran Kesehatan Gigi Dan Mulut Di Provinsi Lampung
Karies gigi adalah suatu proses patologis berupa kerusakan yang terbatas di jaringan gigi dimulai dari email ke dentin atau ke pulpa. Karies hanya biasa terjadi apabila ada 4 faktor yaitu: mikroorganisme, subsrat, host dan waktu yang bekerja secara simultan.
Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit masyarakat yang dapat menyerang semua golongan umur mulai dari anak anak sampai orang dewasa. Tingginya penyakit gigi dan mulut sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah faktor perilaku masyarakat yang belum menyadari pentingnya memelihara kesehatan gigi dan mulut. Prilaku memiliki peran penting untuk mempengaruhi status kesehatan gigi dan mulut (Ariningrum, 2000)
C.Gejala Karies Gigi
Beberapa masalah gigi dan mulut dapat terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut antara lain lubang gigi, gusi berdarah, bau mulut, serta terjadinya penumpukan plak dan karang gigi. Keluhan sakit gigi paling banyak dialami oleh orang yang tidak rutin periksa gigi ke dokter gigi.
D.Penyebab Karies Gigi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingginya karies di masyarakat. Gigi dan saliva (host), mikroorganisme, substrat serta waktu merupakan faktor utama penyebab karies Salah satu faktor utama yang mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut adalah perilaku. Perilaku yang dapat mempengaruhi perkembangan karies adalah tentang cara menjaga kesehatan gigi dan mulut. Perilaku dipengaruhi oleh pengetahuan. Perilaku yang didasari pengetahuan yang benar akan lebih bertahan lama dari pada perilaku yang tidak didasari pengetahuan, termasuk pengetahuan tentang cara menjaga kesehatan gigi yang benar akan sangat berpengaruh terhadap kejadian karies
Baik buruknya kebersihan gigi dan mulut ditentukan oleh perilaku seseorang. Pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut yang tidak benar menyebabkan mudahnya penumpukan plak, kalkulus yang pada akhirnya akan merusak kesehatan gigi.
E.Pencegahan Kesehatan Gigi Dan Mulut Yang Dapat Diimplementasikan Di Masyarakat
Oral Hygiene (kebersihan gigi dan mulut) dalam kesehatan gigi dan mulut sangatlah penting, karena menjaga agar mulut tetap bersih, mencegah infeksi pada rongga mulut, serta untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Tingkat pengetahuan masyarakat tentang pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut akan mempengaruhi baik atau buruknya kebersihan gigi dan mulut. Namun seseorang yang berpengetahuan tinggi saja belum cukup untuk mempengaruhi kebersihan gigi dan mulut menjadi baik apabila pengetahuan tersebut belum diterapkan dalam perilaku sehari-hari.
Salah satu perilaku hidup sehat adalah dengan menyikat gigi. Menyikat gigi merupakan cara yang umum dianjurkan untuk membersihkan deposit lunak pada permukaan gigi dan gusi. Masyarakat belum memahami bagaimana cara menggosok gigi yang benar dan masyarakat juga belum tahu lamanya waktu dalam menggosok gigi. Masyarakat hanya sebatas memahami menggosok gigi yang penting gigi sudah disikat. masyarakat kurang menyadari bahwa menggosok gigi harus memperhatikan gerakan menggosok gigi pada setiap permukaan gigi.
Secara umum tujuan menyikat gigi adalah menghilangkan dan mengganggu pembentukan plak, membersihkan gigi dari makanan, debris dan pewarnaan. Banyak faktor yang perlu diperhatikan dalam meyikat gigi. menyikat gigi sebaiknya 2 kali sehari,yaitu setiap kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam,
Menyikat gigi pada malam hari harus menjadi perilaku masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan karena pada malam hari air ludah berkurang sehingga asam yang dihasilkan oleh plak akan lebih pekat dan kemampuannya untuk merusak gigi tentunya menjadi lebih besar. Plak yang tidak dibersihkkan dapat menyebabkan berbagai penyakit gigi dan mulut seperti penyakit periodontal. Penyakit periodontal merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang masih cukup tinggi di Indonesia.
Upaya untuk meningkatkan pengetahuan adalah dengan penyuluhan kesehatan. Penyuluhan dengan berbagai sasaran lebih ditekankan pada kelompok rentan anak sekolah. Penyuluhan Media Online Instagram berpengaruh terhadap Peningkatan Pengetahuan Tentang Karies gigi dengan sasaran anak sekolah.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan disimpulkan ada hubungan antara kebiasaan menyikat gigi pada malam hari dengan tingkat keparahan gingivitis pada remaja di Provinsi Lampung. Disarankan agar kebiasaan menyikat gigi pada malam hari sejak dini diajarkan oleh orang tua di rumah dan oleh guru di sekolah-sekolah.(*)