(pelitaekspres.com) –JAKARTA- Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) masih saja terlihat berjualan di sepanjang Jalan Kunir, Kawasan Kota Tua, Jakarta Barat. Bahkan, beberapa pedagang terlihat ‘menjajah’ trotoar yang berada di tengah jalan dekat Halte TransJakarta Museum Fatahillah.
Kawasan Kota Tua akan semakin sulit menjadi destinasi wisata bertaraf internasional. Penyebabnya yang hingga saat ini belum dapat diatasi adalah keberadaan pedagang kaki lima (PKL) yang membuat kawasan itu kumuh. Masalah ini tidak hanya sekarang, tapi sudah menahun. Penataan PKL yang terkesan gagal berdampak buruk ke seluruh aspek infrastruktur pendukung di kawasan tersebut.
Dari pantauan pelita ekspres com, meski sudah berkali-kali ditertibkan, namun keberadaan PKL di Kota Tua terus menjamur. PKL tak hanya menempati area Taman Fatahillah. Tapi, seluruh ruang kosong yang ada di seantero Kota Tua, termasuk trotoar jalan. Seperti di Jl Kali Besar Timur, Jl Kunir, serta di seluruh pintu masuk taman yang dulu dikenal sebagai kluster pedagang resmi. Imbasnya wajah Kota Tua makin semrawut dan arus lalu lintas di kawasan itu menjadi tersendat.
“Kawasan Kota Tua makin semrawut dan kumuh karena banyaknya PKL yang berjualan. Harusnya ditata dengan rapi sehingga lebih tertib,” ujar Sumiyati (34), wisatawan Kota Tua asal Bekasi, Kamis (27/11).
Sejumlah pedagang kaki lima PKL memadati trotoar di kawasan kota tua, Jakarta,Barat. Selain mengganggu ketertiban dan kelancaran lalu lintas orang dan kendaraan, banyaknya PKL yang memadati trotoar dan jalan raya di kawasan tersebut juga mengakibatkan Lokasi Binaan (Lokbin) yang berada di jalan Cengkeh Sepi.
Pembiaran ini justru dimanfaatkan pkl baru untuk berdiri, yang berdampak kumuh dan juga berdampak kemacetan dan melanggar Perda No 8 Tahun 2007, tentang Ketertiban Umum.
Sebelum berita ini diterbitkan sebagai tupoksi dan otoritas atas profesional kinerja media telah dilaksanakan. (SW)


