(pelitaekspres.com) -YAPEN- Momen pelaksanaan Musda XV GPdI Se Papua, dilakukan Pengukuhan bagi Pendeta muda (Pdm), dan Pendeta penuh (Pdt) oleh Majelis Daerah (MD) dan Majelis Pusat (MP) yang dilaksanakan di Gedung baru Jemaat GPdI El-Shadai Imandoa Serui, Jumat 26/8/2022.
Kepada media Ketua Majelis Daerah, Pdt. Timotius Dawir, STh, MTh, mengatakan jenjang kependetaan secara organisasi GPdI dikenal dengan 3 gelar kehormatan kependetaan yaitu Pendeta muda dilantik oleh Majelis wilayah dalam musyawarah kerja wilayah.
Lanjutnya bahwa yang Kedua Pendeta muda oleh Majelis Daerah yang dikukuhkan dalam Musyawarah Daerah (Musda) atau Musyawarah Kerja Daerah (Mukerda), Ketiga Pendeta penuh saat Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas), Musyawarah Besar (Mubes) dimana pada hakekatnya pendeta-pendeta itu dilantik oleh Majelis pusat, ucap Gembala Jemaat GPdI El – Shadai Imandoa ini.
“majelis wilayah melantik Pendeta pembantu, Majelis daerah melantik Pendeta muda dan Majelis pusat melantik pendeta penuh” ucap Pdt Dawir yang juga saat ini menjabat sebagai Ketua Departemen Luar Negeri GPdI di seluruh dunia.
Lebih lanjut dijelaskan Pdt Timotius Dawir bahwa sesuai visi pelayanan GPdI di Papua maka dalam rapat-rapat komisi memutuskan bahwa GPdI Papua harus mencapai 1000 jemaat yakni dimana disetiap Kampung, Keluraha , Perumahan wajib ada Gereja GPdI.
“Provinsi Papua terdiri dari kurang lebih ada 6000 kampung dan kurang lebih 700 distrik maka Majelis Wilayah itu berpotensi penetapannya sesuai distrik sedangkan gembala Jemaat itu sesuai Kampung, Desa, dan Kelurahan sehingga target kita tidak besar hanya 1000 kampung, setiap kampung berpotensi mempunyai Gereja baru” tuturnya.
Kata Pendeta Dawir bahwa 700 pendeta muda yang dilantik telah di didik dalam kelembagaan Alkitab dalam 2 kelas yakni kelas 1 pendeta muda, kelas 2 untuk pendeta penuh dan juga telah mengikuti Diklat enam bulan terakhir, ucapnya.
Pemberian Diklat kepada para pendeta, menurut Pdt Dawir bahwa itu untuk meletakkan doktrin dasar atau doktrin alkitab kepada semua calon calon pendeta GPdI karena seorang pendeta GPdI tidak diizinka tanpa pendidikan.
“kita inginkan adalah sebagaimana firman Allah katakan umatku binasa karena tidak berpengetahuan, Jemaat itu rusak karena pendeta tidak sekolah makanya pendeta harus disekolahkan “ujarnya..
Ungkap Pdt Dawir lebih lanjut bahwa kehadiran GPdI diharapkan harus memberi dampak kepada setiap kampung, desa, kelurahan dan menghindarkan diri dari dunia perpolitikan, tegasnya.
“Pendeta GPdI tidak boleh bermain politik, Pendeta GPdI di gereja saja makanya pendeta yang kita lantik ini, mau mereka hanya mempersiapkan umat Tuhan masuk surga saja, kalau ada satu pendeta yang menyeberang ke legislatif itu diberhentikan kita tidak ada kompromi ” ungkapnya.
Pengalaman menunjukkan, ucap Pdt Dawir bahwa bagi pendeta-pendeta GPdI tidak dibayar dan tidak memiliki gaji setiap bulannya serta bekerja secara sukarela namun dalam pembuktiannya bahwa Yesus sebagai Gembala Agung tidak membiarkan pendeta-pendetanya.
Lanjutnya bahwa bagi 700 pendeta yang telah dilantik selaku Majelis Daerah GPdI Papua dirinya menyampaikan beberapa harapan diantaranya :
Pertama, bagi pendeta agar dapat membantu Gereja-Gereja lokal dimana ia berada, jadilah berkat bagi Gereja lokal dimana engkau berada.
Kedua, kalau engkau (pendeta) merasa panggilan Tuhan untuk melayani Tuhan ,Full time 100 persen jadi gembala maka Majelis Daerah akan membatu sampai terciptanya penanaman gereja-gereja baru.
“Ketiga, Jangan pernah takut, karena bekerja dengan Yesus pasti sukses, memang kita mulai dari yang kecil tetapi kalau kita setia Tuhan akan percayakan yang besar” pesan Pdt Dawir.(Zack).