(pelitaekspres.com) –LAMPUNG- Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung melaporkan perkembangan nilai ekspor Provinsi Lampung mencapai US$550,04 juta pada Juli 2025, menunjukkan peningkatan sebesar 23,01 persen secara tahunan (y-on-y), bila dibandingkan dengan Juli 2024 yang mencapai US$447,17 juta.
Secara kumulatif (c-to-c), nilai ekspor Lampung dari bulan Januari hingga Juli 2025 mencapai US$3,60 miliar, meningkat 32,58 persen bila dibandingkan dengan nilai ekspor pada periode yang sama di tahun 2024 yang mencapai US$2,71 miliar.
Kenaikan nilai ekspor ini didominasi oleh tiga komoditas utama, yaitu Lemak dan Minyak Hewan/Nabati : US$1.510,94 juta dengan kontribusi terbesar sebesar (42,00 persen) dari total ekspor. Di posisi kedua adalah kelompok Kopi, Teh, dan Rempah-Rempah: US$854,62 juta (23,76 persen), diikuti oleh Bahan Bakar Mineral: US$428,06 juta (11,90 persen)
Amerika Serikat, Pakistan, dan India menjadi tiga negara tujuan ekspor terbesar bagi Provinsi Lampung selama Januari-Juli 2025. Nilai ekspor ke Amerika Serikat mencapai US$548,76 juta (15,25 persen), ke Pakistan sebesar US$372,82 juta (10,36 persen), dan ke India sebesar US$339,60 juta (9,44 persen).
Sementara itu, BPS Provinsi Lampung mencatat nilai impor pada Juli 2025 yang mencapai US$131,66 juta. Nilai ini mengalami penurunan sebesar 47,55 persen secara (y-on-y) jika dibandingkan dengan nilai impor pada Juli 2024. Sementara secara kumulatif (c-to-c), nilai impor dari Januari hingga Juli 2025 mencapai US$1.28 miliar, juga mengalami penurunan sebesar 8,95 persen.
Negara-negara asal impor terbesar adalah Nigeria dengan nilai impor sebesar US$286,40 juta (22,30 persen), dengan komoditas impor Bahan Bakar Mineral. Angola dengan nilai impor sebesar US$148,14 Juta (11,53 persen), dengan komoditas impor terbesar adalah Bahan Bakar Mineral. Amerika Serikat dengan nilai impor sebesar US$144,35 juta (11,24 persen), dengan komoditas impor utamanya adalah Kereta Api, Trem, dan bagiannya.
Dengan nilai ekspor sebesar US$550,04 juta dan nilai impor sebesar US$131,66 juta, pada bulan Juli 2025 ini Provinsi Lampung mencatatkan surplus pada neraca perdagangan luar negerinya sebesar US$418,39 juta.
Agustus 2025, Lampung Mengalami Deflasi Sebesar 1,47 Persen
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung juga mencatat deflasi sebesar 1,47 persen secara bulanan (month-to-month/m-to-m) pada Agustus 2025. Angka ini lebih rendah bila dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya (Agustus 2024) yang ketika itu tercatat inflasi sebesar 0,07 persen. Kemudian bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya atau year-on-year (y-on-y), Provinsi Lampung mengalami inflasi sebesar 1,05 persen pada Agustus 2025. “Tingkat inflasi ini lebih rendah dibandingkan Agustus tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 2,33 persen,” tutur Statistisi Ahli Mayda, Nila Fridhowati, Senin (1/9).
Nila melaporkan deflasi terdalam terjadi pada kelompok Pendidikan sebesar 18,77 persen dengan andil deflasi sebesar 1,24 persen (m-to-m). Namun sebaliknya, inflasi tertinggi terjadi pada kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya sebesar 0,61 persen dengan andil inflasi sebesar 0,04 persen.
Ia juga menambahkan, di tengah deflasi yang terjadi, terdapat beberapa komoditas yang memberikan andil inflasi dan menahan laju deflasi secara umum. “Lima komoditas yang memberikan andil inflasi secara (m-to-m) antara lain bawang merah 0,14 persen, beras 0,05 persen, parfum 0,03 persen, susu cair kemasan 0,02 persen, dan shampo 0,02 persen. Adapun sebaliknya, komoditas utama yang menjadi penyumbang deflasi terdalam antara lain: Sekolah Menengah Atas sebesar 0,84 persen, Sekolah Menengah Pertama 0,39 persen, Tomat 0,14 persen, Cabai Rawit 0,07 persen, dan Bawang Putih 0,06 persen.
Selanjutnya, inflasi Provinsi Lampung secara tahunan (year-on-year/y-on-y) disajikan berdasarkan kelompok pengeluaran. “Kelompok pengeluaran dengan tingkat inflasi tertinggi secara year on year/y-on-y adalah Rekreasi, Olahraga, dan Budaya yang tercatat sebesar 6,67 persen. Namun, kontribusi terbesar terhadap inflasi umum berasal dari kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau dengan andil 1,36 persen, yang memiliki inflasi sebesar 4,12 persen. Sebaliknya, kelompok Pendidikan mengalami deflasi sebesar 15,10 persen dengan andil deflasi 0,98 persen,” pungkas Nila.
“Lima komoditas penyumbang inflasi tertinggi secara tahunan (y-on-y) adalah Bawang Merah, Emas Perhiasan, Beras, Akademi/Perguruan Tinggi, dan Tomat. Sementara itu, lima komoditas yang menahan laju inflasi atau mengalami deflasi yaitu, Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Pertama, Bawang Putih, Bensin, dan Cabai Rawit,” terangnya.
BPS Provinsi Lampung juga memantau inflasi di empat kabupaten/kota cakupan Indeks Harga Konsumen (IHK). Pada Agustus 2025, inflasi tahunan (y-on-y) tertinggi tercatat di Kabupaten Lampung Timur sebesar 2,48 persen, sementara inflasi terendah tercatat di Kota Bandar Lampung sebesar 0,19 persen. Untuk deflasi bulanan (m-to-m) Kota Bandar Lampung mengalami deflasi terdalam sebesar 1,81 persen, sementara deflasi terendah terjadi di Kabupaten Mesuji sebesar 0,40 persen.
Nilai Tukar Petani Agustus 2025
Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Lampung Agustus 2025 mengalami peningkatan sebesar 0,21 persen dibandingkan bulan Juli 2025 dengan nilai indeks sebesar 125,41.
Subsektor yang mengalami kenaikan yaitu subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,28 persen dan subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,98 persen. Namun terdapat beberapa subsektor yang mengalami penurunan, yaitu Tanaman Hortikultura sebesar 4,48 persen, Peternakan 1,28 persen, Perikanan Tangkap 0,22 persen, dan Perikanan Budidaya 1,20 persen.
Tingkat Penghunian Kamar Hotel Berbintang Secara Tahunan Naik Sebesar 0,47 poin
Berikutnya tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Provinsi Lampung pada Juli 2025 tercatat sebesar 47,29 persen, turun 1,16 persen poin dibandingkan dengan Juni 2025 dan naik 0,47 persen poin dibandingkan Juli 2024.
Di sisi lain, TPK hotel non-Bintang Provinsi Lampung pada Juli 2025 tercatat sebesar 25,13 persen, turun 0,36 persen poin bila dibandingkan dengan Juni 2025 dan turun 2,36 persen poin dibandingkan Juli 2024.
Jumlah Keberangkatan Penumpang Angkutan Udara Bulan Juli 2025 Naik 11,98 persen
Jumlah keberangkatan penumpang angkutan udara pada Bulan Juli 2025 sebanyak 52.281 orang, naik sebesar 11,98 persen dibandingkan bulan Juni 2025 (m-to-m). Selanjutnya jika dibandingkan dengan bulan Juli 2024 juga mengalami kenaikan sebesar 8,75 persen (y-to-y).
Jumlah penumpang angkutan laut pada Bulan Juli 2025 sebesar 54.089 orang, alami penurunan hingga 24,98 persen secara (m-to-m), namun sebaliknya bila secara (year-on-year), mengalami peningkatan sebesar 0,75 persen.
Selanjutnya yaitu Jumlah penumpang angkutan kereta api, yang pada bulan Juli 2025 tercatat ada sebesar 74.258 orang, mengalami penurunan sebesar 5 persen secara (m-to-m), meski demikian bila dilihat secara (year-on-year), naik sebesar 8,27 persen.


