(pelitaekspress.com) – KEP. YAPEN – Rapat bersama mahasiswa asal 5 wilayah adat Papua pekan lalu kembali ditegaskan Ketua Tim Kerja Pansus Afirmasi Majelis Rakyat Papua Edison Tanati, Minggu, 25/04/2021.
Kepada media, selaku Ketua Tim Kerja Pansus Afirmasi MRP, Edison Tanati menyampaikan bahwa kemarin dengan mendengar informasi yang disampaikan mahasiswa, kami lihat mereka menyampaikan dengan pandangan sedih karena heran ketika mereka yang berada di depan mata Gubernur, MRP maupun DPRP yang mengelolah dana pendidikan ratusan milyar namun belum menyentuh mereka secara baik ungkapnya.
Menurut mereka, Dana Otsus Papua ratusan milyar yang keluar itu lewat Papua, baik ke Jawa, Makassar, Sumatera dan bahkan luar negeri, namun mahasiswa yang ada didepan mata kita saja tidak diberikan 1 seng bagi mereka, inikan lucu karena terabaikan begitu saja keluh mahasiswa.
Rapat Koordinasi kemarin, ketika mahasiswa menyampaikan tentang proses Belajar Mengajar Mahasiswa di Masa Pandemik Corona yang disampaikan perwakilan mahasiswa kemarin sangat menyentuh perasaan kita.
Kuliah daring bagi mahasiswa itu sangat memberatkan dan merugikan, menurut mahasiswa jika kuliah tatap muka yang seharusnya 3 jam belajar tetapi ketika kuliah online maka bisa berlangsung hanya 40 menit dan ini merugikan mahasiswa karena dibatasi dengan waktu belajar.
Pertemuan ke MRP, perwakilan mahasiswa meminta kepada MRP untuk melanjutkan permintaan ini ke Gubernur Papua agar menyurati kampus-kampus untuk membuka kembali kegiatan belajar tatap muka dengan memperhatikan dan melaksanakan protokol kesehatan.
Belajar daring/ dengan system online itu secara langsung merugikan mahasiswa sebab misalnya ketika harusnya belajar tiga jam namun dengan situasi sekarang maka waktu belajar mereka jd dibatasi belajar online jadinya sekitar 40-45 menit.
Belajar online juga berdampak kurang baik karena disaat belajar online konsentrasi belajar menjadi tidak serius dalam mengikuti belajar online yang berlangsung. Mahasiswa berharap dengan belajar tatap muka maka mereka akan dibentuk, dibina dan menjadi mahasiswa yang baik.
Hal lainya, adalah dengan belajar online maka mahasiswa harus punya beban biaya pulsa data dan ada yang punya hp android tetapi ada juga yang punya hp kayu karena kemampuan setiap mahasiswa disesuaikan dengan kemampuan orangtua.
Dengan pertemuan kemarin bersama mahasiswa, mereka meminta kepada MRP untuk bisa menyurati Gubernur Papua agar bisa merespon permintaan yang disampaikan mereka ungkapnya.
Lima Permintaan Mahasiswa Ke Gubernur Papua, disampaikan melalui MRP :
1. Meminta kepada MRP untuk menyurati Gubernur Papua agar membuka kembali kegiatan belajar mengajar off line tingkat SD, SMP, SMA/SMK hingga PT agar proses belajar mengajar ke online/ tatap muka dengan memperhatikan Protokol Kesehatan.
2. Meminta kepada Pemerintah Papua memperhatikan asset-aset infrastruktur pendidikan di tanah Papua agar ditingkatkan menjadi standar pelayanan berstandar nasional dan internasional, karena pendidikan itu wajah orang Papua di Tanah Papua.
3. Lakukan kerjasama dengan sekolah/perguruan tinggi lain diluar Papua untuk membuka kelas belajar di Papua. Lebih baik mendatangkan dosen ke Papua daripada mengirimkan mahasiswa keluar Papua.
4. Pemda Papua membangun sekolah tingkat SMA/SMK di 5 wilayah adat di Papua yang berstandar internasional dan
5.Mahasiswa juga meminta kepada Pemda Papua maupun pemda Kabupaten/Kota untuk memperhatikan Asrama-asrama mahasiswa dikota studi Jayapura untuk dilengkapi fasilitas-fasilitas yang kurang serta memperbaiki yang rusak.