Masyarakat Desa Sidomukti, Menggelar Tradisi Syawalan Di Makam Simbah Kyai Imam Puro Kotak Masuk

(pelitaekspres.com) -KENDAL – Masyarakat di Desa Sidomukti Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal Jawa Tengah, menggelar tradisi Syawalan di Makam Simbah Kyai Imam Puro. Para peziarah tidak hanya warga Desa Sidomukti, namun banyak peziarah yang datang dari luar Desa Sidomukti. Peziarah dengan khyusuk mengikuti prosesi Syawalan dengan bertahlil, berdzikir serta berdoa memohon keberkahan, Minggu malam (08/04/2022).

Tradisi Syawalan tersebut digelar  sebagai bentuk penghormatan serta untuk mengenang perjuangan Kyai Imam Puro semasa hidupnya. Masyarakat Desa Sidomukti dan sekitarnya percaya dan meyakini bahwa Kyai Imam Puro merupakan seorang Alim Ulama kharismatik dan memiliki berbagai karomah kewalian. Salah satu karomahnya yaitu konon Kyai Imam Puro diketahui berada di beberapa tempat berbeda dalam waktu bersamaan.

Ketua panitia kegiatan Kyai Alwi Anwar mengatakan, tradisi Syawalan ini merupakan tradisi masyarakat secara turun temurun untuk mengenang perjuangan para Alim Ulama serta para Leluhur dalam mendidik keluarga dan masyarakat menjalankan ajaran Islam dengan baik demi keselamatan dan keberkahan hidup di dunia dan di akhirat.

“Banyak sekali piwulang luhur dan suri tauladan dari para Wali, para Alim Ulama dan para Leluhur kita semasa hidupnya dalam mendidik anak cucu (keluarga) serta mendidik masyarakatnya untuk menjalankan ajaran Islam. Hal itu perlu kita sampaikan dan kita tularkan ke generasi sekarang melalui tradisi Haul atau Syawalan ini,” jelasnya.

Kepala Desa Sidomukti Pujiono menyampaikan, tradisi Syawalan yang penuh dengan nuansa religius ini harus kita lestarikan bersama. Kedepannya tradisi Syawalan ini bisa kita tingkatkan menjadi ikon wisata religi.

“Kami berharap dengan tradisi Syawalan ini masyarakat dapat lebih memahami dan mengambil suri tauladan dan piwulang luhur dari para Alim Ulama dan para Leluhur kita. Kedepannya dengan dukungan dari semua pihak, tradisi Syawalan Simbah Kyai Imam Puro di Desa Sidomukti ini dapat menjadi ikon wisata religi dalam rangka ngalap berkah, meraih keberkahan dengan bertawasul ke para Wali, para Alim Ulama dan para Leluhur kita,” kata Kades Pujiono.

Tradisi Syawalan di Makam Simbah Kyai Imam Puro ini juga diisi dengan thausyiah yang disampaikan oleh KH Abuya Thoifur Mawardi Pengasuh Pondok Pesantren Da’arut Tauhid Kedungsari Purworejo Jawa Tengah. Dalam tausyiahnya mengupas tentang pentingnya menginggat kembali dan memahami piwulang luhur dari para Leluhur serta meneladani kiprah dari para Wali, para Alim Ulama dan para Leluhur dalam rangka meraih kemuliaan hidup.

Moh Hanan (55) peziarah dari Desa Sedayu Kecamatan Gemuh Kendal, mengungkapkan, dirinya mengajak istri dan kedua anaknya datang berziarah Syawalan di makam Simbah Imam Puro untuk bertahlil, berdzikir dan berdoa ngalap berkah (memohon keberkahan) dengan bertawasul ke para Alim Ulama, para Wali atau Leluhur.

“Kami datang berziarah dan Syawalan di makam Simbah Kyai Imam Puro ini untuk bertahlil, berdoa dan ngalap berkah. Berziarah dan Syawalan di sini, kami merasa lebih nyaman dan lebih khusuk berdoa dan bermunajat,” ucapnya.

Dalam literasi sejarah, Simbah Kyai Imam Puro memiliki nama asli Khasan Benawi putra dari Joko Umbaran yang konon merupakan generasi ke 9 Sultan Agung, Raja Mataram Islam. Kyai Imam Puro merupakan guru besar ajaran Tharekat dan Ulama penting Nusantara  di wilayah selatan Jawa maupun di Jawa Tengah yang hidup di masa Pangeran Diponegoro (1800-1900)

Kyai Imam Puro dikenal sangat gigih dalam menyebarkan ajaran atau pendidikan Agama Islam. Di masa hidupnya Kyai Imam Puro sangat mendukung perjuangan Pangeran Diponegoro dalam melawan penindasan kolonial Belanda di wilayah Purworejo dan wilayah lain di Jawa Tengah.

Dalam misinya menyebarkan ajaran/pendidikan Agama Islam di wilayah Selatan Jawa (Purworejo) dan di wilayah lain di Jawa Tengah, Simbah Kyai Imam Puro dengan kesaktian dan karomah kewalianya diketahui pernah menetap dan tinggal di wilayah Desa Sidomukti untuk meneruskan perjuangan Ki Ageng Sidomukti (Kyai Sandi), Kyai Mojo dan Pangeran Sambong dalam melawan penindasan kolonial Belanda di Wilayah Weleri dan sekitarnya. Wallahu a’lam bishawab (Hdk)

Tinggalkan Balasan