(pelitaekspres.com) -YAPEN – Di tengah sunyi malam kampung yang jauh dari gemerlap kota dan belum tersentuh aliran listrik PLN, cahaya lilin dan pelita di Gereja Jemaat GKI Imanuel Korombobi memantul lembut di wajah-wajah umat yang datang beribadah.
Dalam keheningan penuh haru itu, Ketua DPRK Kepulauan Yapen, Ebzon Sembai, S.Pi, didampingi istri tercinta Adolina Elisabet Maniani, memilih bersatu hati merayakan Malam Kudus bersama jemaat, orang tua, keluarga, dan masyarakat kampung halaman. Naskah berita yang telah diperbaikiIbadah Malam Kudus 24 Desember 2025 di Gedung Gereja Jemaat GKI Imanuel Korombobi berlangsung khidmat, haru, dan penuh penghayatan iman.

Sejak awal ibadah, jemaat mengangkat pujian dan penyembahan, menyanyikan lagu-lagu rohani sebagai ungkapan syukur sambil merenungkan penyertaan dan anugerah Tuhan sepanjang perjalanan hidup mereka. Pada perayaan yang memperingati kelahiran Yesus Kristus sebagai peristiwa besar bagi dunia dan dasar iman umat percaya ini, Ketua Dewan Perwakilan Kabupaten (DPRK) Kepulauan Yapen, Ebzon Sembai, S.Pi, hadir bersama Istri Adolina Elisabet Maniani.
Keduanya secara khusus memilih mengikuti Ibadah Malam Kudus di Jemaat GKI Imanuel Korombobi pada Rabu malam, 24 Desember 2025, meninggalkan hiruk pikuk suasana kota demi merayakan Natal di tengah kesederhanaan kampung halaman. Bagi pasangan ini, Gereja GKI Imanuel Korombobi bukan sekadar rumah ibadah, melainkan tempat bersejarah di mana pernikahan mereka dahulu diberkati.
Kembali beribadah di gereja yang sama pada Malam Kudus membuat momen Natal tahun ini terasa istimewa, seakan meneguhkan kembali janji kasih, pelayanan, dan pengabdian mereka kepada Tuhan dan sesama. Selain menjalin keakraban dengan jemaat, kehadiran Ketua DPRK dan istri juga menjadi kesempatan untuk berkumpul lebih dekat dengan orang tua dan keluarga terkasih.
Di tengah bangku-bangku kayu yang sederhana, mereka duduk dan bersukacita bersama masyarakat, menunjukkan sikap seorang pemimpin yang memilih berjalan bersama rakyat di kampung daripada menikmati kenyamanan dan keramaian kota.

Ibadah Malam Kudus di Korombobi turut memancarkan nuansa khas kampung yang jauh dari pusat kota dan masih menanti masuknya jaringan listrik PLN.
Namun keterbatasan fasilitas tidak mengurangi sukacita Natal; justru dalam kesederhanaan itulah cahaya lilin, nyanyian anak-anak, dan doa jemaat menghadirkan kehangatan Natal yang begitu terasa dekat dan murni.
Dari mimbar yang dihiasi kain altar bergambar salib dan rangkaian bunga, pelayan firman menyampaikan khotbah tentang kasih Allah yang hadir dalam wujud bayi Yesus, Sang Juruselamat dunia.
Sementara itu, deretan lilin yang menyala di depan mimbar melambangkan terang Kristus yang datang mengusir kegelapan, menjadi pengingat bahwa Natal adalah panggilan untuk hidup mengasihi dan melayani satu sama lain.
Bagi Ketua DPRK Ebzon Sembai, merayakan Natal di kampung halaman bersama orang tua, keluarga, dan masyarakat merupakan pilihan yang jauh lebih berharga dibandingkan menghadiri perayaan di kota.
Natal, baginya, bukan soal kemewahan perayaan, melainkan kesempatan sekali setahun untuk kembali ke akar, menguatkan tali persaudaraan, dan merasakan secara langsung denyut kehidupan rakyat yang diwakilinya.
Dalam foto-foto ibadah, tampak ruang gereja sederhana dengan langit-langit rendah yang dihias pita warna-warni, rangkaian hiasan Natal, serta bangku-bangku kayu panjang yang dipenuhi jemaat dari anak-anak hingga orang dewasa.
Wajah-wajah jemaat terlihat khusyuk, sebagian memegang buku nyanyian, sementara di depan tampak paduan pelayan ibadah dengan lilin-lilin menyala di atas meja altar, memancarkan suasana teduh, hangat, dan penuh kedekatan di antara warga kampung Korombobi.


