(pelitaekspsres.com) -BIAK, – Kepada media Laus Deo Calvin Rumayom, selaku Ketua umum mengatakan Konferensi 1 Analisis Papua Strategis (APS) merupakan satu bukti peserta group watss App yang ingin bertemu didunia nyata dan ini berhasil setelah komunikasi yang terbangun diantara peserta dari berbagai profesi global dan kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan peserta dari berbagai wilayah termasuk dari luar negeri yang dilaksanakan sejak 27-30 April 2022 di Swisbel Hotel Biak, Jumat, 29/08/2022.
Kegiatan ini dilakukan dengan komunikasi secara jejaring dimasa Pandemi Covid-19, dengan harapan memberikan kontribusi yang berdampak bagi pembangunan ditanah Papua. Kegiatan yang sudah dilakukan yang pertama adalah kita berhasil bertemu didunia nyata, karena ini jaringan profesional global yang anggota dari hampir 16 negara yang bekerja selama masa Pandemi Covid-19, bebernya.
Kami sudah buat beberapa kegiatan/program didunia maya secara virtual untuk bisa ikut mengawal dinamika pembangunan ditanah Papua, antara lain kami telah mengawal pengembangan Venue pasca PON XX Papua sehubungan penetapan Provinsi Papua sebagai provinsi Olahraga oleh Presiden Jokowi walaupun belum didukung dengan regulasi sehingga ketika kita berbicara bisnis atau industry olaraga maka kita butuh regulasi yang kuat dan itu salah satu faktornya.
Kami juga ikut mendukung Dispora Papua dan Komisi 5 DPR Papua untuk segera belajar dari pengalaman pengelolaan Venue-venue di Palembang Sumatera Selatan dan Jawa barat. APS juga ikut melakukan pendampingan terhadap Kepala-kepala didaerah konflik dari berbagai isu baik di provinsi Papua maupun di Povinsi Papua barat, salah satunya Kabupaten Nduga. Kita focus juga pada evaluasi terhadap akses sehingga teman-teman dari perhubungan yang punya akses dari Timika dan beberapa yang lainnya sehingga pembangunan itu bisa berjalan karena ada akses logistik.
Dikatakan bahwa dilakukan juga evaluasi terhadap perjalanan 20 tahun implementasi Otsus Papua. Selain itu, APS juga memberikan penguatan kepada pemerintah pusat melalui Inpres 2020 yang dipimpin oleh Bapak Wakil Presiden. Pungkasnya bahwa tentu dengan strategi paradigma baru pembangunan Papua.
Strategi pembangunan Papua perlu dilakukan dengan paradigma baru, harus ada pendekatan baru yaitu dengan pendekatan Antropologi dan Sosiologi, menurutnya tentu inisiasi-inisiasi lokal di Papua harus kita bangun. Karena membangun orang Papua kita sudah tahu sehingga strategi-strategi pembangunan seperti itu yang perlu kita kerjakan, bebernya.
Hal lain yang tak luput dari perhatian APS adalah bagaimana reviuw manajemen Persipura, dimana Persipura yang turun tingkat, seolah-olah harkat dan martabat orang Papua jatuh sehingga bagian ini menjadi perhatian APS untuk turut memediasi, dan tentu masih banyak hal lagi tandasnya.
Salah satu persoalan yang muncul dengan anak-anak Papua yang kuliah diluar negeri, menjadi perhatian APS. Mahasiswa Papua yang tersebar kuliah diseluruh dunia yang sedang mengalami masalah terkait beasiswa sehingga isu pemulangan mahasiswa Papua di beberapa Negara yang berkembang untuk memulangkan mereka ke Indonesia.
Tegasnya bahwa dirinya sebagai salah satu Pembina Ikatan Mahasiswa Papua di America Serikat dan Kanada, sehingga melalui APS ini kita mencoba untuk berkontribusi dan masih banyak hal lagi yang perlu perhatian. Mengingat dinamika Papua yang sangat kompleks maka kita harus focus dan mungkin tidak bisa kerjakan semua karena ada pemerintah, swasta dll tetapi melalui APS kita coba untuk hadir, beber tamatan Magister UI ini.
Pungkas Laus Rumayom bahwa sebelum melangkah lebih jauh komunitas APS ini tentang status, tetapi dengan berbagai masukan dan pertimbangan yang cukup maka APS ini hadir sebagai komunitas WA yang tidak terikat pada aturan tetapi lebih kepada mengikat komitmen kelompok sebagai komunitas profesi global yang memiliki tujuan untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan Papua, urainya.
Sehingga pada Konferensi 1 APS di Biak ini, kami buat tiga isu forum dalam pembahasan isu-isu pembangunan Papua yaitu Papua Bisnis Forum, Masyarakat Adat dan Agama Forum, serta Papua Transportasi Forum, dimana tiga forum ini sebagai langkah awal memulai langkah-langkah kerja komunitas APS yang nantinya disesuaikan kemudian, terangnya (Zack).