(pelitaeskpres.com) – BANDARLAMPUNG- Riyadh Firdaus, mahasiswa Program Studi Magister Teknologi Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Lampung (Unila) berhasil menorehkan prestasi sebagai lulusan terbaik kesatu dengan skor 353.
Menyelesaikan pendidikan dalam waktu dua tahun, Riyadh tak hanya membuktikan dirinya secara akademik, tetapi juga dalam pengabdian. Selain menjalani perkuliahan, ia tetap aktif sebagai guru di UPTD SDN 40 Negeri Katon serta turut terlibat dalam proses demokrasi daerah.
“Saya percaya bahwa kesuksesan bukan hanya tentang hasil akhir, tetapi tentang bagaimana kita menghargai dan menikmati setiap prosesnya. Success is not only the destination, but also the journey we embrace along the way,” ungkapnya.
Tesis Riyadh yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Website Berbasis Google Sites pada Mata Pelajaran IPA untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas VI UPTD SDN 40 Negeri Katon” dilatarbelakangi oleh pengalamannya sebagai praktisi pendidikan.
Ia ingin memberikan solusi konkret dalam meningkatkan minat belajar siswa di era digital dengan memanfaatkan teknologi yang sederhana namun aplikatif. Riyadh mengungkapkan motivasi terbesarnya adalah karena ia ingin memperdalam keilmuan di bidang yang ia cintai, yaitu Teknologi Pendidikan.
Ia ingin terus berkembang dan memberikan kontribusi nyata, khususnya dalam dunia pendidikan dasar. Selain itu, ia juga merasa memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga amanah beasiswa yang telah diberikan Unila.
Alumni Sarjana (S-1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Unila ini juga aktif mempublikasikan karya ilmiah. Hingga saat ini, ia telah menerbitkan lima artikel ilmiah, termasuk di Jurnal Teknik Informatika (JUTIF) dan beberapa jurnal pendidikan lainnya.
Ketika ditanya tentang tantangan terbesar lewat wawancara via WhatsApp, Riyadh mengungkapkan bahwa pengelolaan waktu merupakan tantangan utama. Ia harus membagi fokus antara studi, pekerjaan sebagai guru, dan keterlibatan dalam kepanitiaan Pemilu hingga PSU di Kabupaten Pesawaran.
Dalam menjalani banyak kegiatan tersebut, Riyadh terbiasa membuat jadwal mingguan dan menetapkan prioritas. Ia percaya bahwa “Time is not about how much you have, but how well you manage it”. Dalam kondisi apapun, ia selalu mencoba menjaga kualitas waktu, bukan hanya kuantitas.
Ke depannya, Riyadh berharap dapat melanjutkan studi ke jenjang doktoral dan terus berkontribusi dalam pengembangan dunia pendidikan. Jika kembali diberi amanah oleh Unila melalui beasiswa S-3, ia menyatakan siap menjalaninya dengan maksimal untuk kembali memberikan yang terbaik.
Riyadh berbagi pesan motivasi bagi mahasiswa lain yang ingin mengikuti jejaknya. “Never give up, and never doubt your decision. Kalau sudah memilih jalan, jalani dengan sepenuh hati. Nikmati setiap proses, meski tidak selalu mudah. Jangan takut gagal, karena kegagalan adalah bagian dari proses menuju keberhasilan. Yang penting adalah tetap konsisten, rendah hati, dan terus belajar. Karena pada akhirnya, yang akan membedakan kita bukan siapa yang paling cepat, tapi siapa yang paling kuat bertahan dan tumbuh,” pesannya.