(pelitaekspres.com) -YAPEN- Ritual pengukuhan adat kepada kepala marga Payawa, Tanawani, Irimi yang berada di keret Andera Samperai, kepala marga Awandoi, Burumi yang berada di keret Yowe Mana serta ketua keret Andera Samperai dan Yowe Mana telah sukses dilaksanakan diatas tanah Tanao, Kelurahan Tarau, Distrik Yapen Selatan Kepulauan Yapen, Serui, 06/04/222.
Ritual pengukuhan adat, 2 Ketua Keret dan 5 Kepala Marga yang dikukuhkan oleh Ketua DAS Yawaunat David Barangkea, mendapat apresiasi oleh kepala keret dan kepala marga-marga yang hadir pada ritual pengukuan adat ini. Ritual pengukuhan adat ini diharapkan sebagai warisan leluhur yang perlu dijaga dan diwariskan kepada generasi berikut, pesan singkat Ketua DAS Yawaunat dalam prosesi itu.
Kepada media, Kristian Payawa selaku Kepala Keret Andera Samperai mengatakan bahwa kegiatan Ritual pengukuhan adat kepada kepala marga dan keret dilakukan tepat pada tanggal 06 April 2022 ini memiliki alasan mendasar karena merupakan suatu catatan sejarah otobiografi Pdt. Laurens Tanamal ketika berada dipulau Numfor dan melihat kearah pulau Yapen, menurutnya ini pulau kafir.
Kemudian dia mendapatkan visi Tuhan, sebagaimana rasul Paulus melihat seorang Makedonia bahwa datang kemari dan tolonglah kami. Pada tanggal 6 April 1922, Pdt. Laurens Tanamal meninggalkan pulau Numfor, dan berlayar menuju Serui Yapen. Dalam perjalanannya ke Serui tepatnya masuk di dua pantai muara sungai yaitu sungai Manae yang membatasi sub suku Mantuga dan Tunuge dan muara sungai Konoaempi, pungkasnya.
Setelah satu abad ini, maka kami marga-marga dan keret-keret mulai berbenah diri, mengevaluasi kembali kira-kira generasi kita saat ini sudah seperti apa, suatu pesan ritual ‘’Segala Sifat Kebijaksanaan, Keberanian dan Keadilan tercurah keatas Kamu Sebagai Pemimpin KaumMu’’.
Lanjut Kristian bahwa karena kami punya mimpi tentang masa depan. Orang Tarau telah kembali dikukuhkan sehingga jangan takut kalau kita sudah tidak punya tanah lagi. Kita masih punya kesempatan untuk membangun kehidupan kita sendiri, bebernya.
Itu sebabnya, saya sangat bersyukur dengan pejalanan Pdt. Laurens Tanamal itu, memberikan kepada kita kekuatan untuk bangkit kembali, kami masih ada dengan keunikan kami, ciri kami, kami yang punya tongkat Karwos, kami yang punya cerita tentang nenek bulan, kami punya mata rumah adat Andera Samperai dan Yowe Manai, dan kami ada 5 marga Fayouga/Payawa, Neurembai Tanawani asli Tarau darat, Iremi, Awandoi, dan Burumi, bebernya.
Kami juga punya kampung-kampung peradaban yang dimulai dari perbukitan Ramangtaurai, Ramangbui, Kiamboni, Fayamgauni, Fitaumdek, Waimarawani, Anaini semuanya tercatat dengan baik, ucap Payawa.
Kedepan harapan kami dengan semua yang ada ini maka kami mau membenahi itu dan akan konsolidasi, sub suku Tanao dalam musyawarah besar untuk menentukan Identitas kami, jati diri kami, diantaranya untuk mengembalikan bahasa kami yang hampir hilang, kemudian juga untuk mempertahankan marga yang hampir punah/hilang, bebernya.
Ditegaskan kembali bahwa tugas seorang kepala keret, pertama adalah menjaga dan mempertahankan teritorial wilayah tanah adat, sehingga tanah adat yang sudah dibeli orang ataupun pemerintah untuk pembangunan tetap diberikan upeti-uputi kepada pemilik wilayah adat dalam bentuk yang tentu tidak merugikan, meresahkan bahkan memberatkan orang, terangnya.
Ungkapnya bahwa tugas kedua kepala keret adalah menjaga keamanan, ketentraman warga masyarakat dengan kelolah potensi sumberdaya yang ada, seperti gunung disamping kita ini tidak diberikan kepada orang lain, saya akan mengeluarkan intruksi kepada orang yang kelolah ini untuk tinggalkan gunung ini karena kami mau kelolah untuk mensejahterahkan ekonomi kami, supaya generasi kami tidak menanggis, tidak bertanya lagi apa yang tete dong buat bagi kami anak anak, cucu disini, bebernya.
Payawa selaku Kepala Keret Andera Samperai, ketiga adalah kepala keret dan lima marga yang sekarang harus mensejahterahkan masyarakat, tegasnya dengan menutup urainnya bahwa kata Andera dari kata kadera artinya tempat, Samperai yang berarti aman, damai, tenang, dan teduh, tuturnya.
Hadir dalam kegiatan Ritual pengukuhan adat kepala keret dan marga ini, Ketua DAS Yawaunat, David Barangkea, Bupati Kepulauan Yapen Toni Tesar, S.Sos, Kepala Badan Kesbangpol Yapen, Soni Woria, Dandramil Yapen Selatan, Mayor Inf. Luter Ayomi, Kepala LPP RRI Serui, Jems Awai, serta para undangan masyarakat adat, (Zack).