(pelitaekpres.com) -YAPEN- Penjabat Bupati Kepulauan Yapen Cyfrianus Y. Mambay S.Pd, M. Si, yang diminta tanggapannya terkait adanya Kelangkaan obat di RSUD Serui saat ini, sebagai orang nomor 1 di Kabupaten Kepulauan Yapen terlihat geram mendengar pertanyaan tersebut, mengingat kebutuhan dan pelayanan kesehatan merupakan prioritas utama bagi publik.
Kepada media ini, Pj. Bupati Cyfrianus menjelaskan bahwa terkait dengan adanya keterangan Direktur rumah sakit dan kehadiran beberapa dokter pada saat rapat dengar pendapat dengan DPRD Yapen di Komisi lll yang membidangi Kesehatan di gedung DPRD lantai ll pada Kamis tanggal 06/04/2023.
Penjabat Bupati Yapen Cyfrianus Mambay S.Pd, M.Si menjelaskan bahwa kelangkaan obat ini sesungguhnya telah di antisipasi oleh pemerintah daerah sejak APBD perubahan tahun 2022, memasuki akhir APBD perubahan mendapat laporan dari Direktur RSUD Serui dr. Johnny B. Abaa, M.Kes, kami sudah anggarkan sekitar 5.7 millyar untuk pengadaan obat termasuk BHP dan lainya.
Namun sampai pada penutupan anggaran Direktur RSUD Serui tidak mampu melakukan pengadaan obat sesuai biaya yang kita berikan. Oleh karena itu, pemerintah daerah harus kena finalti karena dana Otsus, kesalahan terbesar dilakukan Direktur RSUD Serui dr. Johnny B. Abaa, M.Kes.
“Saya sudah menegur langsung Direktur RSUD Serui saat itu, bahkan pengadaan obat sekitar 600 juta apakah sudah dibayarkan atau belum pada hal uangnya ada, sementara uang yang kita alokasikan sekitar 5,7 millyar tersebut kita geser dari Dinas Pariwisata ternyata direktur tidak mampu mengatur dana itu untuk pengadaan obat obatan, tandasnya.
Jika ada kelangkaan obat pada saat ini saya katakan wanprestasi dan tidak bisa di pertahankan lagi, kenapa karena sudah di berikan anggaran namun dirinya tidak sanggup mengelola dengan baik, hal yang saya sangat sesalkan selaku Pj. Bupati yang telah berpihak untuk memperhatikan itu, ucap Pj Bupati Cyfrianus Mambay.
Dikatakan Pj. Bupati Cyfrianus Mambay bahwa tadi malam saya langsung telpon direktur RSUD, dr. Johnny B. Abaa, M.Kes untuk segera mengambil langkah – langkah mengatasi kelangkaan obat obatan di RSUD Serui sesuai anggaran yang ada, ucap Bupati Mambay.
Sementara di tahun 2023 ini, telah kami anggarkan juga 2 millyar lebih. Tidak ada masalah tinggal kemampuan seorang Direktur dalam mengelola keuangan yang sudah diberikan oleh pemerintah daerah. Jadi jangan menyalakan Pj. Bupati dan Pj Bupati berangkat tidak membawa ataupun mengambil barang itu .” Imbuhnya ”
Sementara itu, berkaitan dengan hutang pemerintah daerah , Pj Bupati mengatakan belum pernah ada dimasukan dalam pembahasan dan harus dituliskan dalam APBD kita, sepanjang tidak dituliskan dalam APBD maka dianggap bukan utang daerah, terangnya.
Seharusnya direktur harus menjelaskan hutang itu ke mana dan siapa yang buatkan hutang tersebut, bila ada pun harus di selesaikan di tahun lalu karena kita sudah berikan anggaran 6 millyar pada bulan Desember, jangan ditinggalkan di tahun ini lalu di putar balik mencari kambing hitam ke siapa, tidak boleh, beber Pj. Bupati Mambay.
Lanjut Bupati Mambay bahwa yang pasti pemerintah telah perhatian sudah berikan anggaran pada APBD perubahan yang tidak di manfaatkan dengan baik oleh Direktur RSUD Serui dr. Johnny B. Abaa, M.Kes, pengadaan obat sehingga hari ini di katakan kelangkaan obat obatan. ” ujar Pj. Bupati saat meninjau gedung Gereja Sion yang sedang di bangun di Kampung Ariepi ”
Kata Pj. Bupati pernah juga sidag ke RSUD baik siang hari atau malam hari, Dirinya menemukan banyak hal, salah satunya adalah pasien ada yang tidur di lantai hal ini membuat orang Nomor satu di Kabupaten Kepulauan Yapen ini merasa prihatin sekali dengan kondisi di RSUD Serui, sehingga di tahun 2023 telah menganggarkan dana untuk merenovasi beberapa Fasiltas kembali ” ucap Pj. Cyfrianus Mambay menutup wawancara. (GM).