(pelitaekpres.com) –YAPEN- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kepulauan Yapen gelar rapat dengar pendapat (RDP) dengan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Serui (RSUD) beserta sejumlah dokter dalam rangka akhir akhir ini terindikasi kelangkaan obat pada (RSUD ) Serui.
Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi lll yang membidangi kesehatan ini, berdasarkan informasi yang dihimpun media rapat tersebut di pimpinan langsung oleh Ketua DPRD Yohanes G. Raubaba S.Sos di hadiri oleh Wakil Ketua l, Jasten, Wakil Ketua ll, Fridolin Warkawani, Anggota Komisi lll Fernandes Yawandare dan Trison Ayomi, rapat ini berlangsung di ruangan sidang utama lantai 2 Gedung DPRD Kepulauan Yapen. Jalan Irian Jaya Kamis, 06/04/2023.
Dalam keterangan pers Ketua DPRD Yohanis G. Raubaba, S.Sos, pada saat di temui media di gedung DPRD usai rapat tersebut mengatakan hari ini (red Kamis, 06/04//23) kami gelar rapat dengar pendapat dengan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Serui ( RSUD ) dan dokter kepala instalasi formasi apotek dan beberapa staf yang ikut hadir terkait dengan ketersediaan obat di rumah sakit, bahwa memang ini prihatin sekali bagi Kabupaten Kepulauan Yapen ” ucap Ketua DPRD Yapen Yohanis ”
Kata Ketua DPRD Yohanis, bahwa dalam rapat RDP tersebut disampaikan oleh direktur RSUD Serui dan kepala instalasi bahwa ketersedian sudah sangat menipis bebeberapa jenis obat obatan bahkan sudah habis, urainya.
Lanjut Yohanis bahwa menurut hitungan mereka pada pertengahan April dan awal Mei 2023 ketersedian obat sudah habis karena pasien begitu banyak. Kami pimpinan DPRD dan anggota komisi lll yang hadir, kami pertanyakan kenapa ketersedian obat menipis dan ada yang habis.
Jawaban yang kami dapatkan dari pihak RSUD adalah mereka sudah ajukan ke pemerintah daerah namun sampai saat ini masih menunggu petunjuk Pj Bupati Cyfrianus Y. Mambay S.Pd, M.Si baru bisa dilaksanakan pengadaan katanya.” ucap Ketua DPRD Yohanes G. Raubaba ”
Kata Ketua DPRD Yapen, kita di 2022 itu ada pergeseran anggaran Pariwisata ke RSUD dan itu kurang lebih ada dana 5,7 milyar untuk pengadaan obat dan itu baru di belanja obat 600 juta yang dibayarkan sesuai dengan kontrak pengadaannya oleh PT. Papua Sukses Abadi pada Bulan desember 2022.
Untuk itu jika ketersedian obat di RSUD tidak ada jangan masyarakat menganggap bahwa itu unsur kesengajaan Direktur RSUD Serui tetapi memang belum ada pengadaan obat obatan, berdasarkan keterangan yang kami dapat dari pihak RSUD pada rapat tadi, karena di sampaikan juga infus, alat suntik, kain has suda tidak ada di RSUD lagi, terang Yohanis.
“Kami DPRD akan menyampaikan surat dari hasil rapat ini ke pemerintah daerah ke Penjabat Bupati segera dilakukan pengadaan obat, menurut hematnya Ketua DPRD Yohanes G. Raubaba tidak mengikuti tahun anggaran karena pasien tiap hari masuk keluar rumah sakit Tanpa harus menunggu tahun anggaran, harusnya 8 bulan sebelum tahun anggaran stok obat harus sudah tersedia bahkn bila perlu kerjasama dengan perusahan besar Kimia Farma ” ujarnya
Ketua DPRD Yapen sempat beberkan hutang obat pemda Yapen pada tahun 2022, sebesar 2, 9 Millyar, dirinya mengungkapkan hutang tersebut pada perusahan besar formasi. Dia juga mengatakan ada uang untuk dapat di bayarkan tapi sampai tahun 2023 ini belum ada pembayar apa penyebabnya begitu, bebernya.
Kata Orang nomor 1 DPRD Yapen ini bahwa selama ini RSUD Serui kerjasama dengan perusahan formasi hal ini dilakukan karena tidak mungkin pesan obat hari langsung di kirim, ini butuh proses bisa sampai 1 bulan baru sampai, menurut keterangan dokter dalam rapat RDP tadi bahwa kalau obat habis lalu ada pasien yang masuk RSUD Serui keluarga ribut dengan terpaksa kami akan tutup rumah sakit saja.
“Harapan Ketua DPRD Yohanes G. Raubaba bersama teman teman Anggota Dewan agar hal ini jangan terjadi karena sudah ada anggaran, segera pengadaan obat obatan 6 bulan mulai dari sekarang hingga Desember 2023 sudah siap ” tutup Yohanes. (GM).


