(pelitaekspres.com) –YAPEN – Kepada media seorang warga yang bernama Yuliana Wamea yang ditemui disamping sekolah dasar Kampung Wabo Distrik Yapen Timur Kabupaten Kepulauan Yapen menceritakan jika sekolah ini jarang aktif kegiatan belajar mengajar, ucapnya akhir pekan Jumat, 04/03/022.
Ketika dikonfirmasi media bahwa saat ini kalender aktif KBM namun kembali warga tersebut menunjuk ke sekolah yang terlihat sepi dan ke rumah kopel guru-guru baik guru SD maupun guru SMP Satu Atap pun tidak ada satu orang yang berada dirumah kopel tersebut.
Urai Yuliana bahwa bukan kali ini terjadi ketidakhadiran guru-guru dilokasi tugas SD dan SMP Satu Atap Wabo ini, tahun lalu juga sering tidak ada guru katanya. Waktu Covid-19, lanjutnya bahwa siswa-siswa di dua jenjang sekolah ini sering tidak belajar seperti siswa dikota, kalau ada guru yang datang hanya bertahan tugas beberapa hari setelah itu pergi.
Menurut ibu ini, pernah dirinya protes kepada dua ibu guru yang bertugas dengan menahan siswa-siswa hingga diluar jam belajar hanya untuk pergi mencari kayu bakar untuk kepentingan lain diluar jam sekolah. Kata Yuliana bahwa protes ini bukan saja dari dirinya tapi ada ibu-ibu dikampung Korombobi yang juga ikut protes karena anak-anaknya pulang sampai rumah hampir gelap tuturnya.
Alkisah, waktu lalu guru-guru yang tugas lebih disiplin ketika KBM, dan jika siswanya ingin membantu kegiatan setelah KBM itu boleh saja tapi harap diperhatikan jam dan jarak tinggal siswa-siswa tersebut bebernya.
Dilanjutkan Yuliana bahwa sikap protes dirinya berujung pada pemanggilan dari Kepsek SMP Satu Atap Wabo inisial MW untuk diselesaikan. Namun disaat pertemuan, ada seorang ibu guru inisial KM yang tetap ngotot karena diduga memiliki hubungan khusus dengan oknum guru yang sudah diketahui warga Kampung bahkan para guru dan siswa sehingga dirinya langsung pulang dengan sikap kesal, pungkasnya.
Dikonfirmasi media terkait pemalangan pintu ruang dewan guru SMP Satu Atap Wabo, dijelaskan bahwa ketika tanggal 30/12/21 saat perayaan Natal jemaat dikampung ada satu orang guru terlibat panitia natal jemaat bersama beberapa siswa meminjam bunga untuk dekorasi dari ibu guru inisial YW.
Menurutnya bahwa bunga telah dikembalikan namun ibu guru inisial YW ini tidak menerima sehingga pekan lalu memukul siswa hingga memar tanpa konfirmasi dan salah memukul siswa yang tidak terlibat dalam pemindahan bunga tersebut, urainya.
Kata Yuliana bahwa sejak Januari, yang datang mengajar hingga libur pada 4 februari hanya ibu guru Ginting, sedangkan guru-guru lain termasuk Kepsek baru datang sekitar tanggal 17 Februari. Setelah masuk dan terjadi kasus pemukulan ini sehingga kami protes, dan palang pintu ruang dewan guru SMP Satu Atap Wabo, akhirnya guru-guru pada pulang semua ke Kota, sekarang bisa lihat sendiri situasi bebernya.
Kami berharap Dinas Pendidikan Yapen datang ke SMP Satu Atap Wabo bersama warga dan pemerintah kampung guna menyelesaikan masalah-masalah ini supaya palang ini bisa dibuka dan siswa-siswa bisa kembali belajar, karena tanpa kehadiran Dinas masalah ini tidak akan selesai, pintanya.
Dikonfirmasi terkait aktifitas KBM siswa SD Negeri Wabo yang hampir jarang bahkan tidak ada guru untuk aktifitas, urainya kadang datang satu guru jika sekolah masih ditutup maka gurunya balik kota atau pulang ke kampungnya bahkan Kepsek sendiri yang memiliki tanggung jawab jarang ada dikopel rumah guru karena yang kami dengar pulang ke kampungnya di Randawaya sehingga tidak ada aktifitas KBM, urainya.
Dikesempatan terpisah Ketua Bamuskam Kampung Wabo Karel Wamea mengatakan bahwa faktor pemalangan pintu ruang guru SMP Satu Atap Wabo dikarenakan kesalahapahaman diantara guru yang berakibat fatal pada pemukulan siswa.
Dengan kasus pemukulan siswa ini, akhirnya siswa-siswa SMP diminta untuk membuat bunga pot sebagai sanksi ketika ada yang alpa/absen dan diberlakukan ke absen siswa sejak januari 2022 ini, bebernya. Sebenarnya tindakan ini tidak fire dengan guru inisial YW tersebut, mengingat guru ini telat masuk mengajar tetapi dengan kehadirannya dibulan Februari langsung menerapkan ke semua siswa, tuturnya.
Selaku Ketua Bamuskam Kampung Wabo, menuturkan bahwa dirinya sudah konfirmasi ke Kepala Kampung Wabo terkait kenapa pintu ruang guru dipalang, penjelesannya meminta agar pihak Dinas Pendidikan untuk bersikap tegas dan bisa mengunjungi sekolah di Wabo guna menyelesaikan masalah ini, tuturnya.
Pungkasnyan bahwa ketika SD Negeri Wabo dan SMP Satu Atap Wabo kekurangan guru, pihak pemerintah Kampung menyampaikan keluhan ke Dinas, sudah dipenuhi dengan menambah jumlah guru. Namun berjalan waktu bukan aktifitas KBM semakin baik malah menurun, ini keadaan yang membuat kami orangtua siswa sangat kuatir dengan anak-anak kami yang tidak belajar baik, ucap Karel.
Karel menuturkan bahwa untuk fasilitas di Wabo cukup lengkap, tersedia rumah kopel guru, tersedia air bersih dan aktifitas sarana transportasi darat maupun laut tiap hari ke kota cukup lancar, hanya memang kami dikampung belum tersedia listrik. Hingga berita ini dimuat, belum ada konfirmasi dari Kepsek SD Negeri Wabo, dan Kepsek SMP Satu Atap Wabo bahkan guru yang bisa ditemui, (Zack).

