(pelitaekspres.com)- PALEMBANG – Antara kebutuhan dengan ketersediaan rumah hunian di Sumsel di tahun 2020 ada selisih, dimana kebutuhan rumah mencapai 385 ribu unit rumah sedangkan ketersediaan rumah di Sumsel baru ada 247.247 unit rumah.
Hal tersebut di ungkapkan Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DISPERKIM) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) Basyaruddin Akhmad saat menghadiri peresmian Graha Real Estate Indonesia (REI) di jalan Residen A. Rozak Palembang, Kamis (11/11/2021).
” Artinya masyarakat di Sumsel masih belum memiliki rumah hunian sekitar empat hingga lima persen,” ungkapnya.
maka dari itu, ia meminta DPD REI Sumsel tidak hanya fokus pada sektor formal saja seperti Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI, POLRI, BUMN, BUMD. Namun juga menyentuh sektor informal.
” Karena penyumbang angka kebutuhan atau backlog adalah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) atau dari sektor informal yakni buruh harian lepas, pemulung, penyapu jalanan dan lain sebagainya,” katanya.
Pihaknya meminta kepada pengembang di Sumsel untuk serius menggarap pasar perumahan. ” Kami bersama Dirjen Pembiayaan Infrastruktur akan menggunakan pola yang telah ditemukan dan dapat digunakan untuk pengembangan perumahan di Sumsel,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua DPD REI Sumsel Zewwy Salim, mengatakan, Graha REI Sumsel ini merupakan perpindahan dari gedung lama yang berada di Jalan Basuki Rahmat, dimana gedung lama tersebut terdampak pelebaran jalan.
“Kita mendukung program pemerintahan yang akan membangun fly over. Dampak dari pembangunan fly over itu gedung REI lama terkena area parkir dan untuk kapasitas anggota REI yang terus bertambah tiap tahunnya. Jadi kami harus mencari tempat yang lebih nyaman, luas dan area parkir pun yang lebih luas,” ujarnya.
Koh Awi biasa ia disapa menyatakan bahwa Graha REI Sumsel ini sudah dibeli oleh pihaknya, dengan dana aspirasi dari para anggota, yakni iuran anggota dan dana asprirasi pribadi anggota.
“Gedung ini 3 lantai, dan difokuskan untuk pembinaan anggota dan kegiatan-kegiatan terkait REI Sumsel, baik itu bekerjasama dari Forkompinda maupun stakeholder lain nya,” ungkapnya,
Hingga saat ini, untuk anggota REI Sumsel berjumlah 330 anggota yang tersebar di 17 kabupaten/kota yang ada di Sumsel
“ Bagi yang mau bergabung bersama REI Sumsel kami masih dan selalu terbuka, tapi dengan beberapa persyaratan. Salah satu persyaratannya, berbadan hukum berbentuk PT, memiliki project, diberi 2 rekomendasi minimal oleh 2 perusahaan yang mana bahwa yang direkomendasi rekanan atau teman baik perusahaan yang sudah menjadi anggota kami, minimal 2 tahun, ” jelasnya.
Semetara itu, saat ditanya terkait fasum dan fasos perumahan, Zewwy menyampaikan terkait itu termasuk Permen No. 09 tahun 2009, DPD REI Sumsel sudah beberapa kali melakukan serah terima fasum dengan pemerintah Kota Palembang.
“Pertama kali menyerahkan dengan Pemkot Palembang, kisaran Rp 330 miliar dari 118 perusahan. Kita sudah menyerahkan fasum dan fasos tersebut untuk Pemkot Palembang. Kemudian melakukan serah terima fasum dan fasos di kabupaten Banyuasin dan ini akan tetap bergulir tidak akan berhenti sampai disini,” tuturnya.
Zewwy mengungkapkan, ada 17 kabupaten/ kota yang akan diterapkan, dalam hal ini pembinaan anggota-anggota disana. “Segera menyerahkan fasum dan fasos kepada pemerintah setempat sebagai aset daerah,” pungkasnya.
Mengenai backlog, Zewwy menjelaskan pihaknya mendukung program pemerintah dalam hal pembangunan rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah, yang hampir 70 persen tidak tergarap.
” Hanya ada sekitar 30 persen saja yang tergarap, maka dari itu kita mensupport pemerintah karena bagaimanapun kami merupakan mitra atau stakeholder strategis dalam hal pembangunan,” pungkasnya. (dkd