(pelitaekspres.com) –BANDAR LAMPUNG – Di tengah arus globalisasi, mahasiswa Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya teguh memilih untuk melestarikan warisan budaya lokal melalui inovasi digital. Hadirlah Jasmine Gallery, usaha kreatif yang memadukan keindahan wastra Lampung dengan desain modern dan strategi pemasaran berbasis teknologi digital.
Usaha yang diprakarsai Jasmine Asrikinasih, mahasiswi Program Studi Bisnis Digital ini, membangun Jasmine Gallery sejak awal masa kuliahnya. Tak bekerja sendiri, bersama Tiodora Priska Panjaitan (Prodi Bisnis Digital), Cici Cahyati (Prodi Bisnis Digital), Muhammad Ibramsyah (Prodi Akuntansi), dan Shendy Febrian (Prodi Desain Komunikasi Visual), Jasmine membentuk tim lintas disiplin yang solid dengan satu visi: mengangkat kekayaan budaya Lampung ke panggung yang lebih luas.
Kreativitas dan keberanian berinovasi membawa Jasmine Gallery menembus kompetisi tingkat nasional. Usaha ini berhasil meraih pendanaan dari Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) 2025 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia. Capaian ini menjadi bukti bahwa ide berbasis budaya lokal tetap relevan dan kompetitif dalam ekosistem wirausaha muda.
Tak hanya itu, Jasmine Asrikinasih juga berhasil meraih Juara 1 dalam ajang Darmajaya Entrepreneur Award by JNE, menegaskan perannya sebagai figur muda yang inovatif dan berdedikasi di dunia kewirausahaan. Jasmine Gallery menonjolkan keunikan melalui pengolahan motif wastra Lampung menjadi produk busana dan aksesori yang modern namun tetap berakar budaya. Untuk pemesanan produk, dapat mengunjungi akun Instagram di: @jasminegallery.id.
Proses desain awalnya memanfaatkan perangkat lunak grafis digital untuk mengadaptasi motif tradisional ke dalam format yang lebih fleksibel dan kontemporer. Teknologi ini memungkinkan eksplorasi desain yang lebih luas, efisien, dan siap untuk masuk ke tahap produksi maupun digitalisasi. “Setiap motif kami olah bukan hanya untuk tampilan, tapi juga untuk menyampaikan nilai-nilai dan cerita budaya di baliknya,” ungkap Jasmine saat diwawancarai Jumat (8/8/2025) seperti mengutip dari darmajaya.ac.id.
Inovasi lainnya terletak pada aspek edukatif dari setiap produk. Jasmine Gallery menyematkan kode QR interaktif pada setiap item. Ketika dipindai, kode ini akan menampilkan informasi seputar filosofi motif, proses pembuatan, hingga sejarah wastra Lampung. Hal ini menciptakan pengalaman belanja yang lebih imersif dan bermuatan nilai budaya tinggi bagi konsumen. “Platform digital kami nanti bukan hanya tempat jual-beli, tapi juga etalase budaya. Kami ingin setiap orang bisa mengenal Lampung lewat produk-produk kami,” tutur Tiodora, selaku ketua tim PKM-K.
Jasmine Gallery memiliki visi jangka panjang yang ambisius namun membumi: membangun platform digital dan marketplace khusus produk etnik berbasis wastra. Dengan strategi ini, Jasmine Gallery berharap dapat menjangkau pasar yang lebih luas—baik nasional maupun internasional—sembari terus memperkenalkan kekayaan budaya Lampung ke dunia.(**)


