Janji Politik Di Era Demokrasi Modern “Sepenggal Cerita Di Ujung Bandara Kasonaweja”

(pelitaekspres.com) –MAMBERAMORAYA- PROLOG

Bro..Bro..

Yo Bagaimna Bro..??

Itu dong (Mereka) Rame-rame apa e..

Biasa Kampnye – Kampanye…

Dong Berdagang politik untuk mendapat suara dari Rakyat supaya menang PEMILU.

We Mantap e..

Yang bicara –bicara di atas panggung itu calon-calon k?

Yoix itu su..

Sungguh e..dong bicara oke – oke Sekali. Mantap apa e…!

Ada yang bilang air bersih sampai ke rumah warga, ada yang bilang lampu menyala 24 jam ada juga yang bilang  kasih licin Jalan, ada yang bilang PNS punya tunjangan naik, ada yang bilang kasih tingkat Ekonomi Rakyat, ada yang bilang kasih bagus pendidikan dan kesehatan, ada yang bilang kasih keluar orang Mamberamo dari lumpur, trus ada yang bilang juga untuk menghapus air mata.

Sio Sungguh pedis e. Semua Bagus – Bagus jadi.

Besok Pemilihan ni sa pilih siapa e..

Tidak ada teman yang abadi, tidak ada musuh yang abadi yang abadi hanyalah kepentingan.

Itulah sepenggal cerita di ujung lapangan pesawat Kasonaweja, Mamberamo Raya saat mendengar para Calon Kepala Daerah Berkampanye di Lapangan Sepak bola Kasonaweja.

JANJI POLITIK DI ERA DEMOKRASI MODERN.

Janji dan Politik adalah dua hal yang saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan dalam panggung PEMILU. Indonesia adalah Negara yang menganut Paham Demokrasi yang berlandasan Pancasila yang pada prinsipnya bahwa dalam menjalankan pemerintahan, harus tunduk pada nilai –nilai dari Pancasila dimana sila ke-5 yaitu keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.

Di Era-Demokrasi kekinian, janji adalah Harapan dari proses Demokratis. Dalam perspektif Demokratis, politik tanpa janji mengalami pembatasan gerakan sebab politik memang tidak pernah bebas dan bersih dari janji. Janji politik memiliki nalar liar untuk memberikan rangsangan pada Rakyat yang sedang menantikan perubahan. Namun memang, janji tidak bisa di derajatkan sama dengan politik. Sebab janji hanya sebuah kontrak psikologis yang di buat oleh seseorang dalam menyatakan kesediaan dan kesanggupan untuk berbuat sesuatu.

Hasil dari Janji Politk adalah “KEPERCAYAAN MASYARAKAT”.

Jika Masyarakat sudah tidak lagi percaya pada pemimpin. Maka, sudah pasti ada begitu banyak Janji Politik yang belum terlaksanakan. Dalam Demokrasi setiap calon pemimpin bebas membuat Janji Politik pada Rakyat. Demokrasi sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu Demos dan Cratein. Demos Artinya Rakyat sedangkan Cratein Artinya Memerintah yang secara umum di artikan sebagai “ Pemerintahan Rakyat” sehingga dalam konteks Demokrasi Modern di konsepkan bahwa Demokrasi yaitu Pemerintahan Yang berasal dari Rakyat, oleh Rakyat dan untuk Rakyat.

Sehingga untuk menjadi Pemimpin Baik Presiden, Gubernur, Bupati/WaliKota, sampai Kepala Desa Harus di dipilih dari Rakyat dan melalui Pemilihan Umum (PEMILU) oleh Rakyat yang diharapkan menjalankan pemerintahan untuk Rakyat. Maka tak heran bila pada saat pemilu, para calon-calon peserta pemilu hadir dengan begitu banyak cara-cara dalam rangka memeriahkan pesta demokrasi untuk mencapai kekuasaan, mulai dari Janji -Janji politik sampai pada Serangan Fajar untuk mendapatkan legitimasi Rakyat.

EPILOG

Sesungguhnya Janji Politik merupakan harapan Rakyat ketika kekuasaan sebelumnya menghianati Rakyat.

Janji Politik merupakan konsep politik, yang menggiring opini rakyat, untuk memberikan hak memilih pada seorang calon. Janji – Janji politik juga dalam demokrasi modern adalah cara untuk menuju kekuasaan. Ketika telah terpilih sah menjadi kepala pemerintahan, yang menjalankan pemerintahan di wilayah tertentu maka, sudah pasti harus melaksanakan semua janji – janji politik yang telah di kampanyekan untuk mendapat dukungan Rakyat.

Jangan tunggu Rakyat bersuara menagih janji-janji saat berkampanye. Seharunya Janji Politik itu menjadi agama untuk dijalankan, seperti kata seorang revolusioner dan politikus dari negeri Tuan Takur  “Mahatma Gandhi” Politik Ku adalah Agama Ku. Ya walaupun pemimpin – pemimpin Di Indonesia sering melakukan Politik pragmatis berkedok Agama.

Janji politik harus di jadikan sebagai moralitas politik dalam alam Demokrasi. Sangat berdosa pemimpin yang berjanji pada Rakyat dan tidak di wujudnyatakan dalam rangkah kemakmuran dan kesejahteraan Rakyat, sebab di dalam Janji Politik ada Harapan dari Janda,duda dan Yatim-piatu serta segenap Rakyat yang belum berkesempatan untuk bahagia.

Jika pemimpin tidak melaksanakan janji -janji politiknya dan mengorbankan kepentingan Rakyat demi kepentingan pribadi maupun kelompok. Maka, tanyakanlah pada rumput yang bergoyang, apa yang harus di lakukan oleh RAKYAT pada PEMILU Berikutnya. Sebab PEMILU adalah solusi untuk menghentikan kekuasaan yang menzalimi rakyat dari nilai – nilai pancasila

Opini Pribadi

PENULIS : Ricky Kooh.

Tinggalkan Balasan